Notification

×

Iklan

Pariwisata Sulut Terus Tunjukan Trend Positif

Tuesday, July 18, 2017 | 23:49 WIB Last Updated 2017-07-18T15:49:33Z

Sulut,- Sektor pariwisata Sulut terus mencatat hasil yang menggembirakan. Bahkan, kunjungan turis di Bulan Juni tahun ini meningkat 300 persen dibandingkan dengan Juni tahun lalu. Trend positif itu tidak terlepas dari peranan Gubernur Olly Dondokambey, SE yang selalu mempromosikan keunggulan pariwisata Sulut.

Demikian dikatakan Wakil Gubernur Sulut Drs Steven O E Kandouw dalam Forum Koordinasi Lintas Sektor Pariwisata, Selasa (18/7/2017) di Hotel Swissbell Manado.

"Pak gubernur selalu mempromosikan wisata Sulut. Bahkan sudah ada MOU dengan negara Seychelles. Pariwisata disana sangat maju. Meskipun penduduknya hanya 100 ribu tetapi kunjungan turisnya sampai lima juta orang. Bahkan 90 persen perekonomian di sana ditunjang oleh sektor pariwisata," kata Kandouw.

Menurutnya, pertemuan kali ini harus memperbincangkan bukan hanya tentang mempertahankan tetapi bagaimana menambah kunjungan wisatawan internasional ke Sulut. Saat ini pertumbuhan pariwisata Sulut bertumbuh pesat. Hal itu ditandai dengan meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan pada tahun ini.

"Secara de facto selalu digembor-gemborkan pariwisata Sulut mengalami kenaikan tertinggi di Indonesia. Berdasarkan data BPS (Badan Pusat Statistik), kunjungan turis di Bulan Juni tahun ini meningkat 300 persen dibandingkan dengan Juni tahun lalu," ungkapnya.

Keadaan itu, dikatakan Kandouw, menjadi peringatan agar semua pihak terus melakukan evaluasi berkelanjutan. "Peningkatan kunjungan wisatawan itu menjadi perhatian serius bagi kita. Apakah ini bisa ditingkatkan? Ada tiga kemungkinan, bisa bertambah, tetap atau malah berkurang," ujar Kandouw.

Dengan evaluasi secara teratur, Kandouw yakin jumlah penerbangan pesawat yang selama ini yang membawa turis dari berbagai negara tidak akan berkurang namun sebaliknya terus bertambah karena jumlah kedatangan turis yang selalu meningkat.

"Konektivitas dari negara lain ke Sulut menggunakan pesawat charter flight yang artinya itu temporer. Sedangkan yang reguler saja bisa diberhentikan rutenya. Ini dalam konteks pariwisata internasional," imbuhnya.

Diketahui, pertemuan itu turut dihadiri Kepala Dinas Pariwisata Sulut Daniel Mewengkang, perwakilan dari dinas pariwisata kabupaten dan kota serta Kantor Imigrasi dan PT Angkasa Pura I. (ven)


×
Berita Terbaru Update