Sulut,- Data Kementerian Pemberdayaan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia, pengguna energi terbanyak adalah perempuan dan anak yang jumlahnya sekitar 80 persen dari total penduduk Indonesia.
Untuk itu, keterlibatan perempuan dan anak sangat diperlukan dalam setiap proses pengambilan kebijakan pengelolaan Energi Baru Terbarukan (EBT) di Sulawesi Utara, kata Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Daerah (DP3AD) Ir Mieke Pangkong, MSi pada kegiatan advokasi dan sosialisasi gender dan EBT yang dilaksanakan di Manado, Rabu (23/08/2017).
"Perempuan dan anak berperan penting dalam pengelolaan energi saat ini. Bahkan, berdasarkan data Kementerian Pemberdayaan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia, pengguna energi terbanyak adalah perempuan dan anak yang jumlahnya sekitar 80 persen dari total penduduk Indonesia," katanya.
Menurutnya, kegiatan sosialisasi gender dan EBT menjadi sangat penting karena mampu memberikan dampak konstruktif terhadap proses pembangunan nasional yang berkeadilan.
"Dengan mengutamakan kesetaraan gender, yakni adanya kesempatan yang sama antara laki-laki dan perempuan dalam setiap aktivitas atau kegiatan pembangunan di segala bidang tanpa terkecuali bidang energi dan sumberdaya mineral untuk EBT”, ujar Pangkong.
Dirinya optimis, pertemuan ini akan menghasilkan pemahaman yang sama tentang pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya energi.
"Sosialisasi ini akan menciptakan pemahaman tepat terkait pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya energi yang merupakan kekayaan alam bangsa ini, yang sangat penting untuk mendongkrak perekonomian negara termasuk ekonomi daerah”, ungkapnya.
Sementara, Asisten Deputi Kesetaraan Gender Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Ratna Susianawati, SH menyebutkan indikator penting dalam kesetaraan gender dimana semua segmen masyarakat mendapatkan akses dalam pembangunan.
"Kesetaraan gender harus memastikan semua segmen masyarakat dapat berpartisipasi dan mendapatkan akses dalam pembangunan. Selain itu masyarakat ikut terlibat juga dalam pengambilan keputusan dan dalam setiap kegiatan”, kata Susnawati.
Diketahui, energi baru terbarukan berasal dari proses alam yang berkelanjutan seperti tenaga surya, tenaga angin, arus air proses biologi dan panas bumi.
Ketersediaan energi merupakan elemen penting dalam berbagai aspek kehidupan manusia serta merupakan kebutuhan mutlak untuk menunjang pembangunan nasional yang berkelanjutan.
Ketika perempuan mendapatkan akses terhadap layanan energi yang berkualitas maka akan berdampak kepada pengurangan kemiskinan, mulai dari kesehatan, pendapatan, dan keluarga. Fakta penting lainnya, perempuan dapat berperan sentral dalam memperluas akses energi, yang kenyataannya merupakan suatu tantangan terbesar saat melaksanakan Energi Berkelanjutan untuk Semua (Sustainable Energy for All).
Kegiatan ini turut dihadiri perwakilan dari DP3AD kabupaten dan kota se-Sulut. (ven)