Notification

×

Iklan

Jokowi Peduli Pemerintahan OD-SK, Sejumlah Mega Proyek “Hadir” Di Sulut

Monday, January 21, 2019 | 09:43 WIB Last Updated 2021-05-26T15:06:28Z
Gubernur Olly : Terima Kasih Pak Jokowi

SULUT, Komentar.co - Duo Top Eksekutif Sulut, Gubernur Olly Dondokambey, SE bersama Wakil Gubernur Drs Steven O E Kandouw (OD-SK) terus menunjukan komitmen pada pembangunan di provinsi Sulawesi Utara. Terbukti berbagai perubahan dapat dilihat dan dirasakan karena kemajuan diberbagai bidang. Ditambah lagi dengan dukungan dan kepercayaan dari pemerintah pusat yang menghadirkan proyek strategis nasional yang ditetapkan Presiden Republik Indonesia, Ir Joko Widodo pada tahun 2016 lalu.

Presiden Jokowi melalui berbagai kebijakan yang tersusun dalam program strategis pembangunan nasional dalam memajukan pembangunan infrastruktur di wilayah Indonesia Timur telah memantik semangat dan motivasi pemerintah daerah untuk menjadikan daerahnya layak lokomotif pembangunan yang mengubah bahkan secara beramai-ramai membangun perubahan dinamis, dan Provinsi Sulut pun tidak melewatkan waktu dan kesempatan untuk berubah, berkembang dan maju. Apalagi Sulut merupakan show window dengan negara tetangga Filipina dan merupakan wilayah yang berada persis di bibir Pasifik.

Gubernur Sulut Olly Dondokambey SE dan Wagub Drs Steven OE Kandouw (ODSK) terus memainkan berbagai kesempatan dan peluang yang diberikan Pemerintah Pusat ini guna memajukan pembangunan sekaligus berupaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat di daerah.
Ada sejumlah kebijakan proyek strategis nasional di bidang infrastruktur yang masuk di Sulawesi Utara dan terus terus menerus digenjot oleh pemerintah OD-SK, diantaranya ;

Pembangunan Jalan Tol Manado – Bitung yang saat ini hampir rampung, bahkan sudah dilakukan ujicoba secara fungsional, khusus Seksi 1B dan 2Ayang terbentang dari Airmadidi (Minahasa Utara) hingga Danowudu (Kota Bitung) sepanjang 14,5 kilometer, pada Senin 24 Desember 2018.
Tol ini akan mengurai kemacetan yang terjadi di jalur Manado – Bitung,” kata Gubernur Olly Dondokambey yang didampingi Wagub Steven OE Kandouw saat membuka secara fungsional Tol Manado-Bitung. Bahkan menurut rencana Presiden Jokowi akan meresmikan Jalan Tol Manado – Bitung pada bulan Maret 2019 nanti.

Pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Bitung merupakan salah satu program pembangunan strategis nasional yang memiliki dampak positif dalam menunjang investasi di daerah. Ini juga terkait erat dengan pembangunan infrastruktur Jalan Tol Manado – Bitung yang bisa mengakses berbagai hasil produk pertanian masyarakat Sulut menuju KEK Bitung. Ada sejumlah investor yang siap berinvestasi di KEK.

Diketahui, KEK Bitung memiliki lokasi yang sangat strategis dan merupakan pintu gerbang ekonomi ke negara-negara di Asia Pasifik. Aksesibilitas tersebut didukung dengan adanya Pelabuhan Hub Internasional Bitung sebagai hub perdagangan bagi Kawasan Timur Indonesia. Berjarak 44 km dari Ibukota Manado, KEK Bitung diharapkan dapat menjadi pusat pertumbuhan dan distribusi barang serta penunjang logistik di kawasan timur Indonesia.
Dengan total area seluas 534 ha, KEK Bitung berbasis pada keunggulan komoditas daerah Provinsi Sulawesi Utara. Sebagai salah satu penghasil ikan terbesar di Indonesia, KEK Bitung fokus pada industri pengolahan perikanan untuk menghasilkan komoditi ekspor berkualitas internasional. Selain perikanan, KEK Bitung juga fokus pada industri kelapa beserta produk turunannya yang memiliki pasar yang sangat luas dan diminati baik dalam skala nasional maupun internasional.

Berdasarkan potensi wilayah dan keunggulan geostrategis, KEK Bitung diharapkan mendorong hilirisasi dan mendongkrak daya saing sektor perikanan, agro, farmasi dan menarik investasi senilai Rp 32 triliun hingga tahun 2025.

Pembangunan Jalan Manado Outer RingRoad 3 (MORR 3) yang menghubungkan Winangun hingga Malalayang, yang bertujuan untuk mengurai kemacetan jalan utama yang melintas di ruas Malalayang.

Kendaraan yang akan menuju ke arah utara Kota Manado, Bandara Sam Ratulangi, Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Bitung, Pelabuhan Bitung, bahkan Kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata Likupang, tidak perlu lagi melintasi Malalalayang dan ruas Boulevard karena bisa langsung mengakses MORR 3 yang akan terkoneksi dengan MORR 2 dan MORR 1.
Untuk pembangunan infrastruktur MOR 3, telah digelontorkan anggaran sebesar Rp 150 miliar pada 2018.

Pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata. Jalan Akses Bandara Sam Ratulangi sampai Likupang (Minahasa Utara) yang merupakan terobosan OD-SK dalam menyediakan sarana infrastruktur jalan menuju Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata.

Pihak Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) XV SulutGo, menerima usulan rencana pembangunan jalan IV Segmen menuju kawasan wisata Likupang yang merupakan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Provinsi Sulawesi Utara (Sulut).
Pembangunan jalan sepanjang 31,5 km tersebut merupakan pengajuan usulan dari Pemerintah Provinsi Sulut yang membutuhkan dana Rp 945 miliar, terdiri dari segmen I Bandara Samratulangi Manado -Talawaan (4,6 km), segmen II Talawaan-Tatelu (2,75 km), segmen III Tatelu-Wasian (4,1 km), segmen IV Wasian-Marionsou (20,1 km). Selain itu juga pembangunan 10 unit jembatan.

Pembangunan TPA Regional Ilo – Ilo Wori (Minahasa Utara) telah direncanakan didahului dengan pembuatan feasibility study (FS), karena dari FS ini baru tercantum skema pembiayaan, investasi dan masa pembangunannya.

Rencananya, pembangunan TPA regional ini menggunakan lahan seluas 50 hektare dan terbagi ke dalam dua tahapan. Tahap pertama akan dibangun di kawasan eks HGU Ilo-Ilo Wori seluas 20 hektare, dan dilanjutkan dengan tahap kedua yang akan dibangun di lahan eks HGU yang sama seluas 30 hektare.
Nantinya, pengolahan sampah di TPA regional ini akan menggunakan metode termal yang akan menghasilkan tenaga listrik dan meninggalkan residu yang relatif sedikit. Untuk membangun TPA yang nilainya ditaksir Rp181 miliar ini, Pemda mengkaji kemungkinan pelibatan investor swasta melalui skema Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU).

Gubernur Olly Dondokambey menjamin ada banyak manfaat yang akan dihasilkan dari pembangunan TPA Ilo Ilo Wori

Pembangunan Bendungan Kuwil Kawangkoan di Kabupaten Minahasa Utara, Sulawesi Utara terus dikebut oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Pada 6 Maret 2018, telah berhasil dilakukan breakthrough tunnel 2 yang merupakan pekerjaan Bendungan Kuwil Kawangkoan Paket 1.

“Pembangunannya dikerjakan siang dan malam untuk mengejar ketertinggalan akibat kendala pembebasan lahan agar penyelesaiannya bisa kembali sesuai rencana,” kata Menteri Basuki beberapa waktu lalu.

Bendungan Kuwil Kawangkoan ini merupakan bagian program pembangunan 49 bendungan baru Kementerian PUPR dalam periode 2015-2019.
Program ini sejalan dengan Nawa Cita Presiden Joko Widodo dan Wapres Jusuf Kalla untuk mewujudkan kedaulatan pangan dan ketahanan air nasional.
Tembusnya tunnel 2, disaksikan langsung oleh Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey, Bupati Minahasa Utara Vonnie Anneke Panambunan, Kepala Balai Wilayah Sungai Sulawesi Utara Jidon Watania dan Direktur PT Wika Novel Arsyad.

Keberadaan Bendungan Kuwil ini sangat diharapkan oleh warga Minahasa dan sekitarnya. Nantinya bendungan ini mampu menampung air 23,37 juta meter kubik. Bendungan ini juga menjadi harapan warga untuk mereduksi banjir sebesar 282,18 meter kubik per detik yang sering terjadi di Kota Manado dan sekitarnya.

Selain itu, dengan debit 4,50 m3/detik, bendungan ini bisa menyediakan kebutuhan air baku bagi warga Kota Manado, Kecamatan Kalawat, Kota Bitung dan KEK Bitung. Tak cuma itu, Bendungan Kuwil nantinya juga bakal memiliki kapasitas pembangkit listrik tenaga air sebesar 1,2 Mega Watt dan bisa kembangkan untuk sektor pariwisata.

Pembangunan Bendungan Kuwil Kawangkoan ini dikerjakan oleh PT WIKA – DMT, KSO, PT Nindya Karya (Persero) Tbk dengan total nilai kontrak sebesar Rp 1,41 triliun dengan biaya pengadaan lahan sebesar Rp232 miliar.

Semula bendungan ini ditargetkan rampung pada Oktober 2020, namun ditargetkan bisa rampung lebih cepat yakni tahun 2019. Hal ini dikarenakan proses pembebasan lahan lebih cepat berkat sinergi kerja sama Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara dengan Pemerintahan Kabupaten Minahasa Utara.
Pembangunan Ring Palapa Paket Tengah yang menjadi Tol Informasi dalam bentuk Kabel Optik yang dikenal dengan Palapa Ring. Serat optik yang menghubungkan seluruh wilayah Indonesia merupakan infrastruktur tulang punggung jaringan telekomunikasi broadband (pita lebar), Palapa Ring terdiri dari tiga paket, yaitu Palapa Ring Paket Barat, Palapa Ring Paket Tengah, dan Palapa Ring Paket Timur.

Palapa Ring Paket Barat sudah rampung 100% pada bulan Maret 2018 dan Palapa Ring Paket Timur, hingga bulan ini telah selesai 88,14%. Sedangkan Palapa Ring Paket Tengah telah selesai 100 % dan telah diujicoba disaksikan Menkominfo Rudiantara, Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Gubernur Olly Dondokambey SE di Tahuna, ibukota Kabupaten Kepulauan Sangihe, Jumat (18/01/2019).

Palapa Ring Tengah yang dibangun melintasi Provinsi Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara dan Maluku Utara itu terdiri atas kabel darat sepanjang 1.326,22 km kabel darat dan 1,787,06 km kabel laut.
Proyek yang bernilai Rp 1,38 triliun itu beroperasi memungkinkan akses kecepatan internet 4G sampai dengan 30 Mbps. Titik lokasi yang dilalui Palapa Ring Tengah, merupakan jalur bebas gempa. Paket tersebut dikerjakan PT LEN Telekomunikasi Indonesia yang memulai kontrak pada tanggal 4 Maret 2016.

Atas sejumlah mega proyek yang ada di provinsi Sulawesi Utara, Gubernur Olly menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada pemerintah Pusat dibawah Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla.  “Terimakasih pak Presiden", ucap Gubernur pilihan rakyat Sulut ini. (Advetorial Humas Dan Protokol Pemprov Sulut)





×
Berita Terbaru Update