Notification

×

Iklan

Sulut Terima Bantuan PLTP Binary Cycle Berkapasitas 500 KW

Tuesday, January 22, 2019 | 00:09 WIB Last Updated 2019-01-21T16:09:59Z
Gubernur Olly Dorong Optimalisasi Pemanfaatan Energi Geothermal 



Sulut, Manifestasi panas bumi (geothermal) yang muncul di Lapangan Panas Bumi Lahendong telah memberikan kontribusi yang signifikan dalam memenuhi kebutuhan listrik di Provinsi Sulawesi Utara. Untuk itu pemerintah pusat terus mendorong pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) ini. Salah satunya dengan penyerahan bantuan PLTP Binary Cycle berkapasitas 500 KW (kilo watt) dari pemerintah Jerman melalui Pusat Riset Ilmu Bumi Jerman, Geo Forschungs Zentrum (GFZ).

Bantuan yang merupakan hasil kerjasama antara Pemerintah Indonesia dan Jerman ini diserahkan langsung oleh Duta Besar (Dubes) Jerman untuk Indonesia, Peter Schoof kepada Presiden Joko Widodo yang diwakili Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti), Mohamad Nasir dan disaksikan Gubernur Provinsi Sulawesi Utara, Olly Dondokambey, SE, Senin (21/01/2019) Lapangan Panas Bumi Lahendong.

Gubernur Olly mengapresiasi bantuan yang diserahkan untuk Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Lahendong.
"Kami mengucapkan terima kasih atas apa yang sudah dikerjakan oleh Pemerintah Jerman dan Pemerintah Indonesia di bawah pimpinan Pak Jokowi atas seluruh yang kita terima saat ini," kata Olly usai menyaksikan penyerahan PLTP tersebut.

Lanjutnya, bantuan ini sangat tepat karena potensi geothermal di Sulut sangat besar sehingga dapat dimanfaatkan sebagai pembangkit tenaga listrik.

"Ini sangat menjanjikan untuk jaringan di Sulawesi Utara. Saat ini 40 persen pembangkit tenaga listrik di Sulawesi Utara sudah menggunakan geothermal, ada sekitar 120 megawatt lebih kita menggunakan geothermal”, ujarnya. 

Dirinya berharap kerjasama antara Jerman dan jajaran terkait di Indonesia dapat terus terjalin demi kemajuan pembangunan.
"Harapan kami, Pemerintah Jerman terus bekerjasama dengan Kemenristekdikti dan BPPT (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi) terkait penggunaan teknologi geothermal yang terbaik di sini, sehingga masyarakat bisa merasakannya”, imbuh Olly.

Sebelumnya, Menristekdikti, Mohamad Nasir mengatakan pemerintah berkomitmen untuk meningkatkan penggunaan energi terbarukan hingga mencapai 23 persen tahun 2025. Sampai tahun ini porsi penggunaan energi terbarukan di Indonesia baru berkisar delapan persen hingga sembilan persen.

"Dari geothermal sendiri baru berkontribusi empat persen dari sembilan persen renewable energy. Jadi potensinya masih sangat tinggi," ujar Nasir.

Menurutnya, target penggunaan energi terbarukan 23 persen pada 2025 salah satunya bisa dicapai melalui pengembangan energi panas bumi atau geothermal.
“karena Indonesia memiliki potensi panas bumi yang bisa diolah menjadi listrik dengan kapasitas 28 ribu MW hingga 29 ribu MW”, kuncinya.

Diketahui, serah terima aset tersebut merupakan bagian dari serangkaian perjanjian antara Kemenristekdikti dengan Kementerian Pendidikan dan Penelitian Federal Jerman (BMBF) yang ditandatangani April 2010 di Denpasar, Bali serta perjanjian pelaksanaan pengembangan energi panas bumi berkelanjutan di Indonesia antara GFZ dan BPPT yang ditandatangani Juni 2010.

(Advetorial Humas Pemprov Sulut)








×
Berita Terbaru Update