Menurutnya surat edaran dari Kementrian Kesehatan menitikberatkan pada pencegahan dan pengendalian DBD dan penyakit Virus Zika.
"Kemenkes mengeluarkan surat edaran untuk mengimbau dan mendorong masyarakat, yang dimulai dari seluruh pegawai Aparatur Sipil Negara (ASN) untuk melakukan upaya pencegahan dan pengendalian penyakit DBD dan penyakit Virus Zika", kata Lomban.
Lanjutnya, sejak Januari 2016 telah terjadi kecenderungan peningkatan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) dan kejadian Luar Biasa (KLB) DBD di berbagai provinsi di Indonesia.
"Mulai dari perangkat daerah terkait, seperti Dinas Kesehatan, Badan Lingkungan Hidup, perangkat kecamatan dan kelurahan untuk bersinergi dengan masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan", tandasnya.
Lomban mengajak masyarakat agar memahami pencegahan DBD yang dapat dimulai dari lingkungan sekitar.
"Upaya pencegahan terhadap penularan DBD dan penyakit Virus Zika dilakukan dengan pemutusan rantai penularan DBD berupa pencegahan terhadap gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopicus", ungkapnya.
Dijelaskannya, langkah-langkah yang dilakukan antara lain, pemantauan jentik nyamuk dan PSN 3M Plus disetiap rumah secara rutin untuk memberantas sarang nyamuk yaitu dengan Menguras tempat-tempat yang sering dijadikan tempat penampungan air seperti bak mandi, ember air, tempat pemampungan air minum, penampungan air di lemari es, dan dispenser; Menutup rapat-rapat tempat penampungan air seperti drum/gentong air, kendi air dan lainnya, urainya.
"Juga, memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang bekas yang dapat menampung air seperti botol plastik, kaleng, ban bekas karena berpotensi menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk Aedes", tambahnya. Lebih jauh, Walikota Lomban kembali mengingatkan dan mengajak masyarakat untuk mengaktifkan kembali Gerakan satu Rumah Satu Jumantik.
"Jumantik adalah orang yang melakukan pemerikasaan, pemantauan dan pemberantasan jentik nyamuk khususnya Aedes aegypti dan Aedes Albopictus", pungkasnya. (*/mm)
