Notification

×

Iklan

Perayaan Cap Go Meh Pertegas Keberagaman Di Sulut

Wednesday, February 20, 2019 | 01:28 WIB Last Updated 2019-02-20T13:53:11Z

Manado,- Perayaan Cap Go Meh selain ritual keagamaan yang dilakukan oleh umat Perhimpunan Tempat Ibadah Tridharma (TITD) juga menjadi ajang silahturahmi dari semua etnis suku dan agama yang ada di Kota Manado.

Tak heran dalam setiap perayaannya (Cap Go Meh), lokasi pelaksanaan selalu dipadati warga kawanua yang datang dari kota Manado dan sekitarnya.

Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey, SE mengatakan, perayaan Cap Go Meh saat ini menjadi wahana hiburan dan daya tarik wisatawan sehingga berdampak pada ekonomi masyarakat Sulut.

"Pengaruhnya sangat signifikan bagi peningkatan UMKM," kata Olly saat menghadiri perayaan Cap Go Meh/Goan Siau Imlek 2570, Selasa (19/02/2019) di depan Klenteng Ban Hin Kiong Manado.
.
Lanjut Olly menambahkan, kegiatan seperti ini agar dilaksanakan secara terus-menerus dan dikemas berbeda tanpa menghilangkan nilai-nilai religi.

“Cap Go Meh dan kegiatan lainnya dapat dilaksanakan secara kontinu (berkelanjutan), dan dikemas dengan lebih meriah lagi sehingga akan semakin mempertegas keberadaan beragam etnis, budaya, agama, dan adat istiadat di Sulut,” ungkapnya.

Top eksekutif Sulut ini optimis Cap Go Meh mampu mempererat tali persaudaraan sekaligus memantapkan komitmen seluruh masyarakat Sulut untuk memberikan kontribusi positif bagi pembangunan bangsa dan daerah di lintas sektor, kuncinya.

Diketahui, Cap Go Meh melambangkan hari kelima belas bulan pertama Imlek dan merupakan hari terakhir dari rangkaian masa perayaan Imlek. Istilah Cap Go Meh berasal dari dialek Hokkian yang bila diartikan secara harafiah bermakna “15 hari atau malam setelah Imlek”. 

Perayaan Cap Go Meh di Kota Manado dilaksanakan setiap tahun. Kegitan ini akhirnya tidak hanya menjadi milik warga Tionghoa saja, karena perayaan Cap Go Meh kerap dimeriahkan dengan perpaduan etnis dan budaya kental yang ada di Sulut. (*/ven)





×
Berita Terbaru Update