Kepala Dinas Lingkungan Hidup kabupaten Minahasa, Ir Wenny Talumewo kepada sejumlah wartawan akhir pekan lalu mengatakan DAS saat ini cukup diganggu dengan adanya eceng gondok yang berakibat pada aktifitas nelayan ditambah lagi apabila tidak ada kesadaran masyrakat untuk memperhatikan sampah yang bisa berdampak pada tebalnya sampah dan eceng gondok.
"Persoalan menumpuknya sampah yang bercampur dengan eceng gondok dikarenakan sampah plastik dan lainnya terbawa tiupan angin selatan sehingga terkumpul dan menimbulkan bau menyengat" kata Talumewo.
Dirinya menghibau masyarakat yang ada di DAS dan yang kebetulan melintas agar tidak membuang sampah sembarangan. Menurutnya, pihaknya juga mendapati masih ada masyarakat yang memiliki jamban langsung mengalir ke sungai DAS.
"Sistem jamban yang langsung mengalir di DAS juga sangat berdampak menimbulkan bau tak sedap. Ini perlu kesadaran," sesalnya.
Talumewo mengajak agar bersama-sama menciptakan lingkungan bersih, termasuk sungai yang bersih.
"Saat ini pihaknya sedang melakukan pembersihan bertahap, mulai dari eceng gondok dan pengelolaan limbah sampah," bebernya sembari menambahkan, nantinya akan ada instruksi bupati untuk menyampaikan kepada masyarakat agar tidak memanfaatkan DAS sebagai tempat pembuangan apapun, baik sampah rumah tangga, jamban atau pemanfaatan ruang badan sungai. (baim)
