Minut,- PT Meares Soputan Mining (MSM) dan PT Tambang Tondano Nusajaya (TTN) bisa dijadikan contoh bagi perusahaan tambang emas lainnya. Pasalnya, dari berbagai aspek seperti pengelolaan lingkungan, CSR dan keselamatan kerja sesuai standar peraturan yang berlaku.
Tak heran jika dua anak perusahaan PT Archi Indonesia ini diganjar dengan berbagai penghargaan dari tahun ke tahun, semisal proper biru dari Kementerian LHK dan Aditama EMAS Award dari ESDM untuk pengelolaan lingkungan, dan baru-baru ini PT MSM dan PT TTN kembali meraih penghargaan sebagai pemenang untuk Kategori perusahaan dengan Pengelolaan Keselamatan Pertambangan Terbaik dari Indonesia Mining Association (20/11/2019).
Hubungan perusahaan tambang ini dengan masyarakat lokal juga terbilang sangat baik. Hal ini dibuktikan dengan penyerapan tenaga kerja masyarakat lokal hingga 88% (data September 2015).
Sementara Corporate Social Responsibility (CSR) MSM dan TTN juga terbilang sukses. Dengan konsep berkelanjutan dan transfer teknologi, masyarakat di wilayah lingkar tambang (Ring I dan Ring II) saat ini sudah dapat menikmati hasilnya.
"Paling pertama, perusahaan kami (MSM dan TTN) memiliki program CSR jangka panjang dengan transfer teknologi," kata perwakilan CSR Departement, Malvin Kowaas kepada sejumlah awak media cetak dan elektronik, Selasa (10/12/2019).
Lanjut dia, melalui dana CSR, pihaknya bersama pemerintah dan instansi terkait terus melakukan pengembangan dan terobosan untuk pemberdayaan masyarakat di Ring I dan Ring II lingkar tambang.
"Ada sekitar 31 kelompok peternak dan 27 kelompok tani, 1 unit koperasi dan program beasiswa keluar negeri," ungkapnya.
Terpisah, Superintendent Public Relation External Relation Hery Rumondor menjelaskan sistem operasional dan target produksi emas PT MSM dan PT TTN setiap tahun.
“Yang kita hasilkan di sini memang berbentuk bulion campuran emas dan perak. Komposisinya mungkin 60 perak dan 40 emas. Selanjutnya, kita kirim logam mulia tersebut untuk dimurnikan agar bisa mendapatkan emas murni,” terang Rumondor kepada para awak media saat site tour lokasi tambang Toka Tindung.
“Ada tiga shief kerja dalam setiap hari dan selalu bergantian dengan total karyawan sebanyak 1.600, dimana 80 persen karyawan, kita rekruit dari tenaga lokal. Kita melatih mereka, agar layak bekerja di industri pertambangan,” ujar Inyo sapaan akrab pria yang dikenal ramah ini.
Diketahui, peserta site tour ini diikuti oleh puluhan pekerja media baik cetak dan elektronik yang tergabung dalam Jurnalis Independen Pemprov Sulut (JIPS). (*/ven)
Tak heran jika dua anak perusahaan PT Archi Indonesia ini diganjar dengan berbagai penghargaan dari tahun ke tahun, semisal proper biru dari Kementerian LHK dan Aditama EMAS Award dari ESDM untuk pengelolaan lingkungan, dan baru-baru ini PT MSM dan PT TTN kembali meraih penghargaan sebagai pemenang untuk Kategori perusahaan dengan Pengelolaan Keselamatan Pertambangan Terbaik dari Indonesia Mining Association (20/11/2019).
Hubungan perusahaan tambang ini dengan masyarakat lokal juga terbilang sangat baik. Hal ini dibuktikan dengan penyerapan tenaga kerja masyarakat lokal hingga 88% (data September 2015).
Sementara Corporate Social Responsibility (CSR) MSM dan TTN juga terbilang sukses. Dengan konsep berkelanjutan dan transfer teknologi, masyarakat di wilayah lingkar tambang (Ring I dan Ring II) saat ini sudah dapat menikmati hasilnya.
"Paling pertama, perusahaan kami (MSM dan TTN) memiliki program CSR jangka panjang dengan transfer teknologi," kata perwakilan CSR Departement, Malvin Kowaas kepada sejumlah awak media cetak dan elektronik, Selasa (10/12/2019).
Lanjut dia, melalui dana CSR, pihaknya bersama pemerintah dan instansi terkait terus melakukan pengembangan dan terobosan untuk pemberdayaan masyarakat di Ring I dan Ring II lingkar tambang.
"Ada sekitar 31 kelompok peternak dan 27 kelompok tani, 1 unit koperasi dan program beasiswa keluar negeri," ungkapnya.
Terpisah, Superintendent Public Relation External Relation Hery Rumondor menjelaskan sistem operasional dan target produksi emas PT MSM dan PT TTN setiap tahun.
“Yang kita hasilkan di sini memang berbentuk bulion campuran emas dan perak. Komposisinya mungkin 60 perak dan 40 emas. Selanjutnya, kita kirim logam mulia tersebut untuk dimurnikan agar bisa mendapatkan emas murni,” terang Rumondor kepada para awak media saat site tour lokasi tambang Toka Tindung.
“Ada tiga shief kerja dalam setiap hari dan selalu bergantian dengan total karyawan sebanyak 1.600, dimana 80 persen karyawan, kita rekruit dari tenaga lokal. Kita melatih mereka, agar layak bekerja di industri pertambangan,” ujar Inyo sapaan akrab pria yang dikenal ramah ini.
Diketahui, peserta site tour ini diikuti oleh puluhan pekerja media baik cetak dan elektronik yang tergabung dalam Jurnalis Independen Pemprov Sulut (JIPS). (*/ven)