Jika dikategori umur manusia, usia ini telah masuk fase kedewasaan. Namun ironinya, oleh tokoh pejuang pendiriannya, malah merasa kurang mendapatkan perhatian.
Contohnya, Wem Mononimbar dengan gamblang menyebut para pejuang ditinggalkan.
"Kami selaku tokoh yang ikut berjuang pembentukan Minsel merasa ditinggalkan. Padahal kami merasa punya hak memberikan kontribusi bagi Minsel agar mencapai apa yang dicita-citakan. Tapi suara kami seringkali hanya menjadi angin lalu," keluh Mononimbar.
Menurutnya Minsel saat ini belum maksimal bila dibandingkan daerah di Sulut lainnya.
"Kami mendukung pemerintahan yang ada. Hanya saja memang secara jujur harus dikatakan hasil selama 17 tahun belum dapat dikatakan memuaskan. Sebagai tokoh kami hanya bisa mengingatkan, agar seluruh warga Minsel dapat merasakan pembangunan sesuai cita-cita pendirian," tandasnya.
Sedangkan Eki Rumokoy yang juga tokoh pembentukan Minsel menyatakan pemerintah harus dapat lebih maksimal dalam bekerja.
"Perlu ada peningkatan kinerja. Paling penting lagi bagaimana menciptakan pemerintahan bersih, transparan dan pro rakyat," ujarnya,
Lanjut dia, jangan membuat program yang tidak bermanfaat seperti penyulingan air laut.
"Lebih baik bagaimana meningkatkan infrastruktur jalan dan sosial seperti jaminan kesehatan masyarakat," pungkasnya. (Meyvo)