Kunker Menteri Edhy Prabowo di Minut didampingi Bupati Minahasa Utara (Minut) Dr (HC) Vonnie Anneke Panambunan, STh dan Kepala Balai Perikanan Budidaya Air Tawar (BPBAT) Fernando Simajuntak.
Dalam kunjungan ini, diadakan juga dialog antara Menteri Edhy Prabowo bersama para petani ikan air tawar.
Prabowo memberikan motivasi sekaligus menanyakan kondisi industri ikan air tawar yang digeluti para petani.
Para petani mengungkapkan kendala utamanya adalah ketersediaan pakan butiran ikan yang harus didatangkan dari pulau Jawa, padahal dari enam komponen bahan baku untuk pembuatan pakan 5 diantaranya bisa didapatkan di Sulut, sementara satu lainnya harus didatangkan dari luar.
Menurut Menteri Edhy Parabowo, isu sentral budidaya air tawar adalah pakan yang mahal karena memakan 80 persen dari ongkos produksi, kedua sumber benih, sumber benih ini akan kita bantu dengan bakal-bakal benih, juga akan dibantu dengan benih-benih unggul termasuk juga benih anakan.
“Pelaku perikanan air tawar juga harus kreatif dengan mengusahakan pakan mandiri. Pakan mandiri ini harus muncul dari pelaku budidaya itu sendiri. Bahan baku untuk pembuatannya lima diantaranya ada di Sulawesi Utara, sementara hanya satu yang harus didatangkan dari Pulau Jawa,” jelas Prabowo.
Lanjutnya, pelaku juga bisa menggalakan pakan-pakan alam.
“Saya tidak akan memusuhi pengusaha secara koorporasi, karena kita bersama mencari jalan keluar untuk menanggulangi pakan yang mahal menjadi murah dan bisa dijangkau pelaku budidaya. Dan di Sulut nanti bisa dibangun pabrik pakan,” tukas Prabowo.
Sementara Bupati Minut Dr (Hc) Vonnie Aneke Panambunan mengaku akan menerima para investor yang akan mengembangkan pabrik pakan ikan air tawar.
“Saya sangat terbuka terhadap investor yang akan membangun pabrik, bahkan mereka akan mendapat bantuan tanpa agunan dari pemerintah. Asalkan mereka mengikuti aturan yang ada saya pasti menerima bahkan akan membantu secepatnya, hal ini untuk kesejahteraan masyarakat Sulut yang saya cintai,” ucap Bupati Panambunan.
Terpisah, Kepala BPBAT Fernando Simanjuntak mengatakan keperluan pakan ternak di Sulawesi Utara per hari mencapai 30 ton, karena produksi kita sekira 20 ton per hari.
“Sulut belum ada pabrikan, semua bahan disuplai dari luar, untuk itu pemerintah mendorong masyarakat agar bisa membuat pakan sendiri yang disebut pakan mandiri," sebutnya.
Lebih jauh dikatakan Simanjuntak, beberapa upaya telah dilakukan pemerintah Sulut termasuk paket bantuan pembuatan pakan mandiri, termasuk pelatihan dan pendampingan. Ada delapan kelompok budidaya yang mendapat pendampingan dari kami pihak BPBAT,” terang Simajuntak.
Kegiatan ini dihadiri juga Para penasehat Menteri Kelautan dan Perikanan RI, Sekdakab Minut Ir Jemmy H Kuhu MA, Asisten II Drs Allan Mingkid, Kapolres Minut Grace Rahakbau SIK Msi, Pabung Mayor R Pusung, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Jan Sinaulan, Kabag Protokol dan Komunikasi Pimpinan Chresto F Palandi SSTP dan Camat Dimembe Ansye Dengah. (Advetorial)