Minut,- Naas dialami Yappi Ratela (60an) warga Wattumow III, Jaga I Kecamatan Kalawat Kabupaten Minahasa Utara (Minut). Akibat sakit perut yang dideritanya, lelaki paruh baya tersebut oleh anak dan isterinya harus dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Maria Walanda Maramis, Kecamatan Airmadidi, Kabupaten Minahasa Utara (Minut), Jumat (31/01/2020).
Setibanya di RSUD, pasien langsung diterima di Instalasi Gawat Darurat (IGD) dan mendapat penanganan serius. Beberapa saat kemudian, pasien dipindahkan ke salah satu kamar lantai II.
Berharap mendapat penanganan medis maksimal, Grace Tendean (60) isteri pasien, mengungkapkan sebaliknya, suaminya ditangani biasa saja sehingga rasa sakit yang diderita tak kunjung berkurang, apalagi sembuh.
"Dia hanya diberi obat antibiotik, vitamin, padahal kami minta sebaiknya ditangani serius agar kalau sudah tahu hasil, suami saya bisa dirujuk ke rumah sakit yang lebih bermutu," tutur wanita paruh baya ini.
"Saya sempat tanya kenapa tidak ada penanganan lebih lanjut, perawat bilang dokter yang menangani penyakit dalam tidak datang, padahal ini hari Senin, hari pertama ASN bekerja," sambungnya lagi.
Sampai hari ini, Selasa (04/02/2020) lanjut dia, keadaan suaminya kian parah. Rasa sakit tak kunjung hilang, tak jarang suaminya menjerit menahan nyeri diperutnya.
Dirinya menilai, pihak RSUD terkesan acuh tak acuh atas kondisi suaminya.
"Sampai sekarang tidak ada perubahan karena tak ada penanganan serius. Petugas jaga kami tanyai, malah menjawab, alat sedang rusak. Jadi sebaiknya kami rujuk saja ke RS Kandouw supaya dapat penanganan lebih serius," ungkapnya.
Keluarga pasien pun kecewa melihat kondisi orang tuanya yang tak kunjung sembuh dan terus menahan rasa sakit.
"Ini sudah hari yang ke lima oangtua kami dirawat disini, tapi kenapa dibiarkan bagai sampah tanpa perhatian serius. Kalau tidak mampu, ya diruujuk saja agar orangtua kami dapat tertolong. Sekarang juga kami rujuk orangtua saya," sembur salah satu anak pasien, sambil berlalu menyusul mobil Ambulance ke RSUP Prof Kandouw.
Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Maria Walanda Maramis, dr Sandra Rottie saat dikonfirmasi di nomor 081356738XXX melalui sambungan telepon dan Short Massages Service (SMS) terkait hal ini, terkesan menghindar dan enggan menanggapi.
Sementara, dari keterangan keluarga pasien, setibanya di RSUP Prof Kandouw, Selasa (04/02/2020) Opa Yappi langsung mendapat penanganan serius dari pihak rumah sakit. Namun sangat disayangkan, pukul 18.11 WITA , kepada media ini terinformasi, Opa yappi telah menghembuskan nafas terakhir.
"Semua kami sudah ikhlaskan kepergian bapak, tak ada lagi yang perlu dipermaslalahkan. Semoga kejadian seperti ini hanya dialami kami saja," ujar Oma Grace menangis terseduh sambil mengusap airmata. (Baker)