"Pada tanggal 03 Februari 2020 kakak kami berinisial DH alias Suh keluar dari RSUD Pobundayan walaupun belum sembuh total karena kami kecewa dengan pelayanan, dimana kakak saat masuk rumah sakit kakinya memang bengkak. Anehnya, setelah keluar, malah kakinya lebih bengkak lagi," tutur sumber.
Untuk menguatkan keluahannya, sumberpun menceritakan kronologis serta menunjukan video rekaman agar bisa menjadi bukti terkait pelayanan RSUD Pobundayan yang diduga tidak maksimal.
"Coba perhatikan pelayanan infus yang diberikan kepada pasien tersebut, tidak maksimal sebab isi infus sudah habis kenapa tidak cepat diganti," ujar sumber.
Merekapun berharap untuk mendapatkan pelayanan maksimal dengan cara menjadi pasien umum tetapi ternyata menurut sumber, pihaknya tidak mendapatkan pelayanan maksimal sehingga mereka mengambil kesimpulan untuk keluar.
Setelah melihat kakinya kian membengkak dibanding sebelum masuk rumah sakit, keluarga pun membawa pulang sang kakak.
Namun sayangnya setelah keluar, beberapa pekan kemudian sang kakak akhirnya meninggal dunia.
"Kami sudah tidak akan mempersoalkan lagi kejadian yang dialami kakak. Namun kami berharap pihak RSUD Pobundayan Kotamobagu untuk berbenah dan lakukan pelayanan yang maksimal, agar tidak akan terjadi lagi pada orang lain seperti yang kakak kami alami," pinta keluarga korban.
"Begitu pula kalau pasien sudah keluar maka pihak rumah sakit sudah tidak bertanggungjawab," jawabnya.
Namun, lanjut Ijom, usulan dari pasien berkaitan dengan pelayanan harus maksimal, itu benar karena menurut Gunawan Ijom pihak RSUD Pobundayan saat ini sedang berbenah untuk memberikan pelayanan maksimal kepada masyarakat. (Feky)