Minahasa Selatan,- Panitia Khusus (Pansus) DPRD Minsel untuk Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Bupati Tahun Anggaran 2019 dibuat kesal pada pembahasan, Selasa (12/05/2020).
Hal ini disebabkan oleh Dinas PUPR Minsel yang diminta menjelaskan proyek Sapa-Pakuure, justeru tidak mampu memberi jawaban memadai. Sedangkan proyek multi year yang tahun lalu dianggarakan Rp 2,4 miliar diduga fiktif.
Kesal dengan ketidakmampuan Dinas PUPR memberikan penjelasan secara detail lantaran dari peninjauan di lokasi tidak ada pekerjaan, anggota Pansus Jaclyn Koloay memintakan MoU antara pihak kontraktor dengan pemerintah.
Diketahui, MoU diperlukan untuk mengetahui apakah proyek dikerjakan atau malah tidak. Apalagi proyek tersebut tertata di APBD Induk 2019 dan APBD Perubahan.
"Pada rapat bersama Dinas PU tadi (kemarin, red-), kami mencecar sejumlah pelaksanaan proyek yang kami duga bermasalah. Sebut saja proyek pembangunan jalan Sapa-Pakuure dengan bandrol Rp 2,4 miliar. Dari peninjauan lokasi beberapa waktu lalu kami mendapati tidak ada pekerjaan. Nah kami memintakan penjelasan dari Dinas PU namun tidak ada jawaban memuaskan karena semua mengambang. Makanya dimintakan agar menunjukan MoU dengan pihak kontraktor untuk mengecek apakah ada pekerjaan atau tidak," jelas Koloay.
Dikatakan politisi Partai Perindo yang dikenal tegas ini, pihak Eksekutif melalui Asisten II berjanji akan mrmberikan jawaban tertulis terkait proyek Sapa-Pakuure.
"Sebenarnya pertanyaan cukup simple, mengapa proyek tertata di buku APBD Induk dan juga di APBD Perubahan. Selain itu juga tidak adanya pekerjaan di lokasi. Sehingga kami rasa aneh kalau sulit memberikan jawaban secara langsung. Tapi tetap akan kami tunggu jawaban dari eksekutif sebelum memberikan tanggapan terhadap LKPJ. Ingat kita masih akan bertemu lagi di LPJ," sembur Koloay.
Selain proyek jalan Sapa-Pakuure, turut diangkat pula dalam rapat, yakni proyek Bendungan dan Irigasi Tongop. Sebelumnya dari hasil turun lapangan, anggota DPRD mendapatkan sejumlah masalah yang berpotensi merugikan negara. Persoalam terletak pada fisik proyek dan asas manfaat.
"Terlalu banyak dugaan penyimpangan dalam realisasi fisik irigasi Tongop, sehingga kerugian negara, cukup kelihatan. Kita lihat saja nanti seperti apa kelanjutannya," tandas Koloay serius. (Meyvo)