Notification

×

Iklan

Joune Ganda Siap Kembalikan Kejayaan Sektor Pertanian Minut Ditengah Modernisasi

Sunday, June 21, 2020 | 08:13 WIB Last Updated 2020-06-21T00:23:04Z
JG: "Industri modernisasi suatu negara, itu sah-sah saja. Tapi tak perlu korbankan lahan pertanian"

Minahasa Utara, - Jika ada pihak menyebutlahan pertanian di Kabupaten Minahasa Utara sudah berkurang karena tergerus oleh paham modernisasi dan industrialisasi, sehingga kedepan nanti Minut bakal kehabisan lahan untuk aktivitas petani, itu disanggah oleh Joune Ganda SE, usahawan sukses berskala internasional, asal Desa Kaima Kecamatan Kauditan Minut.

Joune Ganda (JG), sosok yang dikenal sebagai calon Bupati Minut pasangan Kevin William Lotulung SH.MH ini menegaskan, tidak ada yang harus dikorbankan untuk membesarkan daerah dengan modernisasi dan industrialisasi pertanian.

"Pembangunan, industri modernisasi suatu negara, itu sah-sah saja. Tapi tak perlu korbankan lahan pertanian. Kalau saya, justru yang harus dilalukan adalah menyeimbangkan antara modernisasi, industrialisasi dan Sektor Pertanian tanpa ada yang dikorbankan. Contohnya sektor pertanian di Jepang, Australia, dan Amerika," sebut JG saat sedang memanen padi didampingi isteri tercinta Ny. Rizya Ganda Davega, di Villa Telaga Rae miliknya di Desa Kaima, Sabtu (20/6) pagi (kemarin).

Lanjut Joune, dengan modernisasi dan industrialisasi pertanian yang canggih, maka kuantitas dan kualitas hasil pertanian akan meningkat yang tentunya akan sejalan dengan peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani.

"Itu tentunya ada metode dan konsisten dalam menjaga tata ruang dan tata wilayah yang sudah di tetapkan. Untuk itu harus ada konsikwensi berupa sanksi hukum yang berat bila dilanggar. Jadi, ketika sudah ada aturannya, tinggal pemimpinnya saja yang konsisten mengawal aturan itu," jelas JG.
Tanggapnya, Ibukota Jakarta juga dulu banyak sawah. Perubahan Tata Ruang Tata Wilayah dalam periode tertentu akan di evaluasi. Dan proses evaluasi itu akan menyesuaikan perkembangan dan kemajuan setiap wilayah.Tapi akan berubah mengikuti perkembangan.

"Yang terpenting adalah perubahan tersebut harus lebih menguntungkan masyarakat. Perbedaan budaya dan karakter kedaerahaan tentu berpengaruh terhadap terjadinya perbedaan, termasuk perbedaan jenis tanaman unggulan dari masing-masing daerah seperti Bali, Jawa Barat/Jawa Tengah. Kan tidak banyak Kelapa, Pala, dan Rempah-rempah lain seperti di Minut, begitu sebaliknya," urai JG.

Dikatakannya, kalau komoditi petani harga lagi bagus, jelas pola hidup makin sejahtera akan muncul. Jadi tentu pola hidupnya tergantung pada hasil pertaniannya.

"Dan itu sinergi dengan modernisasi untuk miningkatkan hasil yang berdampak pada kesejahteraan petani, tentunya yang paling penting adalah semangat petani dalam mengolah lahan garapannya. Yang pasti sesuai hukum alam, untuk modernisasi suatu daerah seperti Minut terhadap sektor Pariwisata dan teknologi canggih, kita juga dapat mengimbanginya dengan peningkatan sektor Pertanian tanpa harus mengorbankan setiap program sektora yang unya nilai plus seperti sektor Pertanian itu," pungkas Joune sembari menambahkan, bahwa kelak ia dipercaya rakyat menjadi Bupati Minut, ia akan berupaya mengembalikan nama besar Minut yang unggul dalam pertanian semenjak jaman para leluhur.
"Sejak jaman para leluhur, torang pe Minut sudah merupakan petani yang rajin dan berhasil sampai pada turun-temurun. Sampai sekarang karya nyata para pendahulu (leluhur) dapat kita lihat".  (Ven)

×
Berita Terbaru Update