Notification

×

Iklan

Diterpa Tudingan Kampanye Di Gereja, Balon JG-KWL Justeru Tuai Empati

Wednesday, August 26, 2020 | 10:08 WIB Last Updated 2020-08-26T02:08:48Z

Karundeng : "Jangan Larang Warga GMIM Berdiakonia"

Minahasa Utara, - Kegiatan pelaksanaan pembinaan pelayan khusus GMIM sesuai program sinode GMIM di Gereja Baitani Watudambo, dipolemikkan ke ranah politik, mendapat sanggahan dari panitia pelaksana, Sabtu (22/8/2020) silam.

Koordinator Acara Pembinaan Pelayan Khusus di Rayon Minahasa Utara, Pdt Theogives I M Karundeng, M.Th saat dihubungi wartawan, Selasa (25/8/2020). Hal yang dipolemikkan oleh sejumlah pihak tentang kegiatan tersebut sudah mengarah ke pemenangan salah satu calon, diklaim tidaklah benar.

"Kami katakan tidak benar karena kegiatan ini merupakan Program Sinode sesuai pembahasan pada SMST ke-32, dimana dalam rangka tahun politik, GMIM perlu mempersiapkan anggota jemaat untuk menghadapi Pilkada, maka diambil sampel para Pelayan Khusus (Pelsus), untuk dibekali. Mengenai hak memilih dan dipilih, sesuai keputusan dalam sidang yang menegaskan program ini," jelas Karundeng.

Dan, lanjut dia, apabila dikaitkan dengan pemenangan salah satu pasangan calon,  itu sudah salah. Sebab pelaksanaan pembinaan pelayan khusus dasarnya adalah program sesuai keputusan dalam SMST ke-32.

"Jika dipolemikkan adanya pemberian uang ganti transport dari salah satu calon kepada para peserta, itu salahnya dimana? Itu kerelaan mereka untuk memberi dan menfasilitasi kegiatan ini, karena kami selalu terbuka untuk menerima Diakonia, apalagi mereka warga GMIM, jangan justru melarang mereka untuk berdiakonia," jelas Karundeng.

Lebih jauh dijelaakannya, dalam pemberian uang ganti transport juga kan tidak dipaksakan, jika tidak ingin mengambil hanya perlu dikembalikan, sehingga menurut saya hal ini tak seperti yang diberitakan.

"Kalaupun ada oknum yang protes pada pelaksanaan kegiatan itu, tidak ada sesi tanya jawab, saat itu salah satu anggota Pelsus di Watudambo meninggal dunia, karena itu guna mempercepat waktu untuk melayat dan melakukan pelayanan tentu sesi materi kita persingkat. Toh kalau pun ingin bertanya pada hari itu ada empat lokasi yang  melaksanakan kegiatan yang sama, bisa di cek di tempat lain pembekalan itu berlangsung lama dengan sesi tanya jawab," beber Karundeng.

Kata Karundeng lagi, apa yang dipolemikkan, itu tidak benar dan justru mereka yang memperkeruh suasana dan membesar-besarkannya. 

"Marilah kita menjaga stabilitas dan citra gereja saat Pilkada, tingkatkan kerukunan jangan saling menjatuhkan, perbedaan pandangan itu biasa namun bagai mana kita tetap bersatu ditengah perbedaan itu baru luar biasa. Dimasa Covid-19 yang membuat kita kesusahan, apa tidak boleh orang berkelebihan mau membantu seaamanya," pungkas Karundeng. (Ventje)

×
Berita Terbaru Update