Minahasa Utara, - Dugaan adanya kampanye terselubung yang dilakukan di rumah ibadah khususnya di Kabupaten Minahasa Utara (Minut), membuat Duo (dua pria bermarga) Luntungan, angkat bicara.
Terinformasi, dan menurut status salah seorang masyarakat pengunjung Sosmed (Sosial media), di salah satu rumah ibadah baru-baru ini, ada kampanye terselubung, ada baliho yang dipasang dengan gambar calon Gubernur dan Wakli Gubernur Sulut serta calon Bupati dan Wakil Bupati Minut.
Menurut Petrus Yohanes Luntungan, para Tokoh Agama (Toga) harus memisahkan antara urusan Tuhan dan urusan Manusia, saat membaca tulisan di baliho dalam foto yang dipampang disalah satu rumah ibadah:
“Gereja adalah Rumah Tuhan, dimana didalamnya semua kegiatan ataupun aktifitas hanya untuk 100% kepentingan Kemuliyaan Tuhan. Umat datang ke Gereja untuk bertemu Tuhan menyatakan cintanya kepada Tuhan, seraya berdoa mohon ampun atas dosa-dosanya serta memuliakan nama Tuhan, serta mendengarkan sabda Tuhan, serta bersyukur dan berterima kasih serta memohon doa agar selalu dilindungi dan dibimbing serta diberkati dalam kehidupannya. Bagi umat Katolik disertai dengan perayaan EKARISTI,” urai mantan.politisi yang akrab disapa Om Piet itu.
Lanjutnya, gereja beralih dari hal tersebut diatas, apalagi untuk kepentingan manusia dalam rangka kampanye pilkada.
"Maka peristiwa ini menurut saya adalah dosa, karena bertentangan dengan ajaran serta contoh dan teladan Yesus. Ingat dalam kitab Injil diajarkan bagaimana Jesus menghardik dan mengusir orang-orang yg berdagang dalam bait Allah,” tukas Om Piet.
Jadi, timpalnya, orang yang berdosa adalah yang menggunakan kesempatan dan yang memberikan kesempatan untuk memanfaatkan Gereja sebagai Rumah Tuhan untuk kepentingan selain kepentingan Kemuliaan Tuhan.
“Gereja adalah tempat yang suci dan Kudus. Umat dalam Gereja dapat mendoakan agar Tuhan dapat memberkati dan mengabulkan rencana dan maksud umatNya dalam rangka Pilkada dan lebih kusus bila ada umatNya yang ikut kontestasi dalam pilkada. Sesuai PKPU juga gereja dilarang untuk tempat pelaksanaan kampanye,” pungkas Om Piet Luntungan.
Terpisah, William Simon Luntungan, koordinator 8463-Jo Community berharap, agar para pemuka-pemuka agama di Minut tidak mebggiring para jemaatnya menjadi terkotak-kotak.
“Jangan jadikan tempat beribadah sebagai ajang kampanye terselubung yang ujung-unjung, akan membuat perpecahan dan ini berlaku buat semua bakal calon yg mengikuti perhelatan Pilkada di Minut,” harap aktivis yang dekat dengan wartawan itu.
Will yang juga keren dengan sebutan Ayah oleh para Jurnalus Minut ini meminta agar Bawaslu Minahasa Utara untuk mensosialisakan regulasi ke para tokoh masyarakat. “Bawaslu diminta agar konsisten melakukan sosialisasi terhadap pemuka-pemuka agama di Minut,” tandasnya.
Sampai berita ini diturunkan Komisioner Bawaslu Minahasa Utara belum dapat diminta tanggapan. (Baker)