Genjot Perekonomian di Masa Pandemi Covid-19
Sulawesi Utara,- Pertanian merupakan salah satu sektor pembangunan unggulan Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara (Pemprov Sulut), sehingga Gubernur Olly Dondokambey dan Wakil Gubernur Steven Kandouw menggiatkan sektor ini dalam menopang pertumbuhan ekonomi Sulut walaupun di tengah pandemi Covid-19.
Selaku kepala daerah Gubernur Olly Dondokambey dan Wakil Gubernur Drs Steven O E Kandouw harus benar-benar kerja keras dalam berupaya mempertahankan kelangsungan pertanian, karena di dalamnya ada petani yang butuh motivasi dalam pengelolaan.
Hal ini tentu harus ditunjang dengan pemikiran yang brilian karena Covid-19 sangat mempengaruhi kondisi pertanian itu sendiri. Sedangkan di pihak lain, sebagai salah satu sektor unggulan tentu banyak berharap adanya kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi di Sulawesi Utara.
Sehingga untuk memperkuat perekonomian, khususnya di sektor pertanian, maka oleh Gubernur Olly ada beberapa strategi yang dituangkan dalam program dan kegiatan melalui Dinas Pertanian Dan Peternakan.
Terlihat jelas ketika top eksekutif Sulut ini dalam beberapa kesempatan mengajak dan menggerakkan masyarakat memacu sektor pertanian dalam hal pemanfaatan lahan terlantar menjadi sebagai lahan produktif, kemudian mencanangkan program “Marijo Ba Kobong” dengan memperkuat ketahanan pangan.
Gubernur Olly mengatakan di masa pandemi Covid-19 ini apa yang ditakuti, berupa ‘virus kelaparan’ tidak terjadi. Meski demikian, gurauan (virus kelaparan) itu beralasan dan harus diseriusi.
“Makanya kita nda pernah bekeng PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar). Karena kalau PSBB, trus kita nda bisa keluar rumah takutnya akan timbul virus baru yaitu virus lapar. Karena kalo nda bekerja, berarti tidak ada lagi pendapatan. Ini lebih bahaya dari virus Covid,” katanya.
“Kalau Covid-19, diisolasi hanya 14 hari di rumah, kemudian minum vitamin pasti bae, tapi coba
jo kalau itu virus lapar karena cuma badiam di rumah,” tukasnya.
Strategi orang nomor satu di Suluti ini dalam program yang sudah dikembangkan oleh Dinas Pertanian dan Peternakan tidak sia-sia. Terbukti pada tahun ini pertanian menjadi penyumbang terbanyak dari penyerapan tenaga kerja di Bumi Nyiur Melambai.
Data yang diterima dari Badan Pusat Statistik (BPS) Sulut per Februari 2020 mencatat sebanyak 275.500 tenaga kerja di sektor pertanian. Atau 23,75 persen mendominasi dari total tenaga kerja di Sulut sebesar 1.16 juta tenaga kerja. Sektor kedua adalah perdagangan dengan menyumbang 18,47 persen.
Kepedulian Gubernur Olly, Nilai Tukar Petani mulai dari tanaman pangan, tanaman holtikultura hingga pertanian bertengger mulai membaik. Lihat saja data dari BPS Sulut hingga 2019 Tanaman Pangan Indeks Harga yang Diterima oleh Petani (It) 107,76, Padi 107,05, Palawija 108,82 Indeks Harga yang Dibayar oleh Petani (Ib) 104,29, Indeks Konsumsi Rumah Tangga 104,46, Indeks BPPBM 103,85 Nilai Tukar Petani Tanaman Pangan (NTPP) 103,33 Nilai Tukar Usaha Pertanian 103,77 Hortikultura Indeks Harga yang Diterima oleh Petani (It) 106,34, Sayur-sayuran 104,69, Buah-buahan 116,37, Tanaman Obat 111,84, Indeks Harga yang Dibayar oleh Petani (Ib) 104,13, Indeks Konsumsi Rumah Tangga 104,4, Indeks BPPBM 103,39, Nilai Tukar Petani Hortikultura (NTPH) 102,12, Nilai Tukar Usaha Pertanian 102,85 Peternakan Indeks Harga yang Diterima oleh Petani (It) 105,6, Ternak Besar 108,52, Ternak Kecil 105,8, Unggas 104,94, Hasil Ternak 98,98. Indeks Harga yang Dibayar oleh Petani (Ib) 105,08, Indeks Konsumsi Rumah Tangga 104,31, Indeks BPPBM 107,06, Nilai Tukar Petani Peternakan (NTPT) 100,49, Nilai Tukar Usaha Pertanian 98,64.
Dampak terhadap semua komoditas pertanian dan peternakan menunjukan tren positif termasuk ke dampak produksi. Indikasinya terlihat dalam pemenuhan permintaan masyarakat terhadap komoditas pertanian dan peternakan saat ini dalam kondisi terpenuhi dan tidak berkekurangan termasuk keterjangkauan dari sisi harga tidak ada komoditas yang menunjukan harga pasar yang melonjak tinggi.
Bahkan khusus komoditas peternakan menunjukan penurunan harga yang disebabkan menurunnya daya beli masyarakat.
Solusi terhadap harga yang menurun melalui tim TPID (Tim Pengendali Inflasi Daerah) melakukan kerja sama dengan provinsi tetangga dalam bentuk kerjasama pemasaran.
Pemprov Sulut juga telah menyerahkan berbagai bantuan melalui pemerintah kabupaten/kota yang diserahkan kepada petani.
“Berbagai bantuan tersebut, apabila tidak dikerjakan dengan sungguh-sungguh, pasti tidak akan membuahkan hasil yang maksimal. Sehingga perlu keseriusan dalam pengelolaannya,” ujar Gubernur Olly.
Menurutnya, ada empat faktor penentu keberhasilan di sektor pertanian. Yakni ketersediaan bibit, air, lahan, dan terakhir adalah keseriusan petani itu sendiri.
“Dalam pengelolaanya petani harus benar-benar bekerja dengan ulet dan rajin,” ujar Olly.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Sulut Novly Wowiling mengatakan program ‘Marijo Ba Kobong’ merupakan program yang sedang digenjot di tengah pandemi Covid-19.
“Program ini adalah pembawa spirit dalam pesan moril yang kaitan dengan Sulawesi Utara untuk mantap dalam hal ketahanan pangan, ” tutur Wowiling.
Ia menambahkan dengan memanfaatkan lahan tidur akan menghasilkan komoditas yang menjadi kebutuhan konsumsi masyarakat. Katanya kepedulian Gubernur dan Wagub terhadap dunia pertanian sangatlah positif. Apalagi semboyan kepemimpinan adalah teladan sangatlah dirasakan untuk menjadikan budaya di masyarakat Sulawesi Utara.
“Aupaya pemerintah Gubernur Olly Dondokambey dan Wagub Steven Kandouw dalam menjaga
keberlanjutan produksi pertanian dan menjaga pasokan di tengah pandemi lewat penyaluran bantuan berupa bibit, ketersediaan air, pupuk termasuk pencairan KUR sangatlah memotivasi petani dan menggairahkan sektor pertanian,” kunci Wowiling.
CAPAIAN HASIL PRODUKSI;
Produksi PADI 857.432 ton
Produksi JAGUNG 1.295.353 ton
Produksi KEDELAI 11.876,7 ton
Bawang Merah 31.393 kuintal
Tomat 423.921 kuintal
Cabai Besar 55.372 kuintal
Cabai Rawit 147.602 kuintal
DAGING SAPI 3.693.675 kg
DAGING BABI 25.112.902 kg
DAGING AYAM BURAS 2.701.351 kg
SAPI 121.035 ekor
BABI 419.043 ekor
AYAM BURAS 2.505.891 ekor
PROGRAM PENGEMBANGAN PERTANIAN
TANAMAN PANGAN TAHUN 2020 DI SULAWESI
UTARA;
PADI 29.952:
- Bantuan Benih Padi Inbrida 25.901
- Padi THLK 4.021
- Padi Khusus 30
JAGUNG 45.510:
- Bantuan Benih Jagung 45.500
- Pengembangan produsen benih 10
KEDELAI & PANGAN LAINNYA 6.653:
- Pengembangan Kedelai 6.653
Alat Dan Mesin Pertanian (ALSINTAN) sebanyak 168 unit:
- Alsintan Pasca Panen 165 unit
- Alsintan Pengolahan Hasil 3 unit
(*/redaksi)
Sulawesi Utara,- Pertanian merupakan salah satu sektor pembangunan unggulan Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara (Pemprov Sulut), sehingga Gubernur Olly Dondokambey dan Wakil Gubernur Steven Kandouw menggiatkan sektor ini dalam menopang pertumbuhan ekonomi Sulut walaupun di tengah pandemi Covid-19.
Selaku kepala daerah Gubernur Olly Dondokambey dan Wakil Gubernur Drs Steven O E Kandouw harus benar-benar kerja keras dalam berupaya mempertahankan kelangsungan pertanian, karena di dalamnya ada petani yang butuh motivasi dalam pengelolaan.
Hal ini tentu harus ditunjang dengan pemikiran yang brilian karena Covid-19 sangat mempengaruhi kondisi pertanian itu sendiri. Sedangkan di pihak lain, sebagai salah satu sektor unggulan tentu banyak berharap adanya kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi di Sulawesi Utara.
Sehingga untuk memperkuat perekonomian, khususnya di sektor pertanian, maka oleh Gubernur Olly ada beberapa strategi yang dituangkan dalam program dan kegiatan melalui Dinas Pertanian Dan Peternakan.
Terlihat jelas ketika top eksekutif Sulut ini dalam beberapa kesempatan mengajak dan menggerakkan masyarakat memacu sektor pertanian dalam hal pemanfaatan lahan terlantar menjadi sebagai lahan produktif, kemudian mencanangkan program “Marijo Ba Kobong” dengan memperkuat ketahanan pangan.
Gubernur Olly mengatakan di masa pandemi Covid-19 ini apa yang ditakuti, berupa ‘virus kelaparan’ tidak terjadi. Meski demikian, gurauan (virus kelaparan) itu beralasan dan harus diseriusi.
“Makanya kita nda pernah bekeng PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar). Karena kalau PSBB, trus kita nda bisa keluar rumah takutnya akan timbul virus baru yaitu virus lapar. Karena kalo nda bekerja, berarti tidak ada lagi pendapatan. Ini lebih bahaya dari virus Covid,” katanya.
“Kalau Covid-19, diisolasi hanya 14 hari di rumah, kemudian minum vitamin pasti bae, tapi coba
jo kalau itu virus lapar karena cuma badiam di rumah,” tukasnya.
Strategi orang nomor satu di Suluti ini dalam program yang sudah dikembangkan oleh Dinas Pertanian dan Peternakan tidak sia-sia. Terbukti pada tahun ini pertanian menjadi penyumbang terbanyak dari penyerapan tenaga kerja di Bumi Nyiur Melambai.
Data yang diterima dari Badan Pusat Statistik (BPS) Sulut per Februari 2020 mencatat sebanyak 275.500 tenaga kerja di sektor pertanian. Atau 23,75 persen mendominasi dari total tenaga kerja di Sulut sebesar 1.16 juta tenaga kerja. Sektor kedua adalah perdagangan dengan menyumbang 18,47 persen.
Kepedulian Gubernur Olly, Nilai Tukar Petani mulai dari tanaman pangan, tanaman holtikultura hingga pertanian bertengger mulai membaik. Lihat saja data dari BPS Sulut hingga 2019 Tanaman Pangan Indeks Harga yang Diterima oleh Petani (It) 107,76, Padi 107,05, Palawija 108,82 Indeks Harga yang Dibayar oleh Petani (Ib) 104,29, Indeks Konsumsi Rumah Tangga 104,46, Indeks BPPBM 103,85 Nilai Tukar Petani Tanaman Pangan (NTPP) 103,33 Nilai Tukar Usaha Pertanian 103,77 Hortikultura Indeks Harga yang Diterima oleh Petani (It) 106,34, Sayur-sayuran 104,69, Buah-buahan 116,37, Tanaman Obat 111,84, Indeks Harga yang Dibayar oleh Petani (Ib) 104,13, Indeks Konsumsi Rumah Tangga 104,4, Indeks BPPBM 103,39, Nilai Tukar Petani Hortikultura (NTPH) 102,12, Nilai Tukar Usaha Pertanian 102,85 Peternakan Indeks Harga yang Diterima oleh Petani (It) 105,6, Ternak Besar 108,52, Ternak Kecil 105,8, Unggas 104,94, Hasil Ternak 98,98. Indeks Harga yang Dibayar oleh Petani (Ib) 105,08, Indeks Konsumsi Rumah Tangga 104,31, Indeks BPPBM 107,06, Nilai Tukar Petani Peternakan (NTPT) 100,49, Nilai Tukar Usaha Pertanian 98,64.
Dampak terhadap semua komoditas pertanian dan peternakan menunjukan tren positif termasuk ke dampak produksi. Indikasinya terlihat dalam pemenuhan permintaan masyarakat terhadap komoditas pertanian dan peternakan saat ini dalam kondisi terpenuhi dan tidak berkekurangan termasuk keterjangkauan dari sisi harga tidak ada komoditas yang menunjukan harga pasar yang melonjak tinggi.
Bahkan khusus komoditas peternakan menunjukan penurunan harga yang disebabkan menurunnya daya beli masyarakat.
Solusi terhadap harga yang menurun melalui tim TPID (Tim Pengendali Inflasi Daerah) melakukan kerja sama dengan provinsi tetangga dalam bentuk kerjasama pemasaran.
Pemprov Sulut juga telah menyerahkan berbagai bantuan melalui pemerintah kabupaten/kota yang diserahkan kepada petani.
“Berbagai bantuan tersebut, apabila tidak dikerjakan dengan sungguh-sungguh, pasti tidak akan membuahkan hasil yang maksimal. Sehingga perlu keseriusan dalam pengelolaannya,” ujar Gubernur Olly.
Menurutnya, ada empat faktor penentu keberhasilan di sektor pertanian. Yakni ketersediaan bibit, air, lahan, dan terakhir adalah keseriusan petani itu sendiri.
“Dalam pengelolaanya petani harus benar-benar bekerja dengan ulet dan rajin,” ujar Olly.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Sulut Novly Wowiling mengatakan program ‘Marijo Ba Kobong’ merupakan program yang sedang digenjot di tengah pandemi Covid-19.
“Program ini adalah pembawa spirit dalam pesan moril yang kaitan dengan Sulawesi Utara untuk mantap dalam hal ketahanan pangan, ” tutur Wowiling.
Ia menambahkan dengan memanfaatkan lahan tidur akan menghasilkan komoditas yang menjadi kebutuhan konsumsi masyarakat. Katanya kepedulian Gubernur dan Wagub terhadap dunia pertanian sangatlah positif. Apalagi semboyan kepemimpinan adalah teladan sangatlah dirasakan untuk menjadikan budaya di masyarakat Sulawesi Utara.
“Aupaya pemerintah Gubernur Olly Dondokambey dan Wagub Steven Kandouw dalam menjaga
keberlanjutan produksi pertanian dan menjaga pasokan di tengah pandemi lewat penyaluran bantuan berupa bibit, ketersediaan air, pupuk termasuk pencairan KUR sangatlah memotivasi petani dan menggairahkan sektor pertanian,” kunci Wowiling.
CAPAIAN HASIL PRODUKSI;
Produksi PADI 857.432 ton
Produksi JAGUNG 1.295.353 ton
Produksi KEDELAI 11.876,7 ton
Bawang Merah 31.393 kuintal
Tomat 423.921 kuintal
Cabai Besar 55.372 kuintal
Cabai Rawit 147.602 kuintal
DAGING SAPI 3.693.675 kg
DAGING BABI 25.112.902 kg
DAGING AYAM BURAS 2.701.351 kg
SAPI 121.035 ekor
BABI 419.043 ekor
AYAM BURAS 2.505.891 ekor
PROGRAM PENGEMBANGAN PERTANIAN
TANAMAN PANGAN TAHUN 2020 DI SULAWESI
UTARA;
PADI 29.952:
- Bantuan Benih Padi Inbrida 25.901
- Padi THLK 4.021
- Padi Khusus 30
JAGUNG 45.510:
- Bantuan Benih Jagung 45.500
- Pengembangan produsen benih 10
KEDELAI & PANGAN LAINNYA 6.653:
- Pengembangan Kedelai 6.653
Alat Dan Mesin Pertanian (ALSINTAN) sebanyak 168 unit:
- Alsintan Pasca Panen 165 unit
- Alsintan Pengolahan Hasil 3 unit
(*/redaksi)