Minahasa Utara,- Kurang lebih 1 tahun kinerja legislatif minut masih belum terlihat, padahal janji pemerintah tentang pengadaan tempat sampah sementara di setiap kelurahan/desa masih jauh dari kata ada.
Terpantau, dibeberapa titik, masyarakat masih banyak membuang sampah sembarangan. Disinyalir selain kurangnya fasilitas tempat pembuangan sampah sudah ada pihak-pihak tertentu yang sengaja membuang sampah sembarangan agar pemerintah dinilai tidak bekerja maksimal.
"Jika melihat fakta, masalah sampah merupakan masalah yang kompleks, yang melibatkan banyak faktor. Mulai dari regulasi yang kurang memadai terkait sampah dan pengolahannya. Minimnya peran serta masyarakat, berakar dari perilaku buruk yang belum bisa dirubah," tutur aktivis muda Minahasa Utara, Vikram Tuahuns, Senin (21/09/2020).
"Pemerintah harus punya inovasi pengelolahan sampah yang secepatnya direalisasi dan disosialisasikan kepada masyarakat. Diuar itu semua, masalah sampah sesungguhnya memiliki satu titik mendasar yaitu keimanan. Karena permasalahan sampah terkait erat dengan pemahaman kebersihan. Dalam Islam, kebersihan adalah sebagian dari iman. Hal ini menuntut untuk dilakukan setiap individu muslim. Pemeluk agama lain, tentu memiliki pedoman yang serupa meski tak sama," urai Vikram.
Masalah sampah ini juga, kata Tuahuns, menjadi perhatian untuk pembuat anggaran sebab masyarakat mulai bertanya juga kemana anggaran selama 5 tahun terakhir ini.
"Saya mewakili masyarakat meminta agar ini jadi perhatian dari eksekutif dan legislatif, sebab sesungguhnya ini permasalahan bersama. Masyarakat dan pemimpin harus saling berkerja sama. Pemerintah memberikan regulasi dan fasilitasnya dengan baik, jangan bekerja sesuka hati tanpa rasa bertanggungjawab," tandas pemuda asal Airmadidi itu. (Baker)