Notification

×

Iklan

Wakili Gubernur Olly, Liow Buka Workshop Transformation Digital North Sulawesi

Wednesday, December 29, 2021 | 01:26 WIB Last Updated 2021-12-28T17:27:26Z
SULUT, Komentar.co - Gubernur Sulawesi Utara (Sulut) Olly Dondokambey diwakili Kepala Dinas Komunikasi Informatika Persandian dan Statistik (DKIPS) Evans Steven Liow membuka kegiatan Workshop Transformation Digital North Sulawesi bertajuk “Innovation Driven Enterprise” di Graha Gubernuran Bumi Beringin Manado, Selasa (28/12/2021).

Kegiatan yang digagas Pemerintah Provinsi (Pemprov) melalui Dinas Komunikasi, Informatika, Persandian dan Statistik (DKIPS) Provinsi Sulut dan didukung Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Sulut bersama Jaringan Anak Milenial (JAM) Sulut Hebat ini berlangsung secara daring dengan menghadirkan pembicara internasional, yakni Toronata Tambun, Alumni of Havard Business School and Allfiliated, Alumni of MIT Sloan of School Management dan Christ Ngantung, Pakar IT & Transformasi Digital Service Portofolio Management at Ericsson Stockholm Swedia, STT Telkom.

Gubernur Olly dalam sambutan tertulis yang dibacakan Kepala Dinas Komunikasi Informatika Persandian dan Statistik (DKIPS) Evans Steven Liow, mengatakan, transformasi digital utamanya diera ekonomi digital menjadi kontributor besar bagi pertumbuhan ekonomi.

"Telah menjadi penopang yang berhasil memfasilitasi perdagangan, menciptakan lapangan kerja baru dan peluang-peluang ekonomi serta memperluas pasar. Tranformasi digital ekonomi juga telah mengubah tatanan kehidupan masyarakat yang semakin efektif, efisien dan praktis," kata Liow mengutip sambutan Gubernur Olly.

Lanjut Liow, Pemprov Sulut mendorong transformasi digital dalam pekembangannya dengan mendorong peningkatan sumber daya dengan mengarahkan dan memanfaatkan teknologi yang bekembang pesat saat ini.

Tranformasi digital, tambahnya, merupakan peluang sekaligus tantangan yang menuntut pemerintah daerah mampu mengoptimalkan peranan-peranan ekonomi digital.

"Antara lain, mendorong digitalisasi layanan ekonomi, perdagangan barang melalui layanan e-cummerce terlebih khusus untuk pelaku UMKM serta memfasilitasi pembayaran dan penyaluran kredit. Selain itu juga menjadi tantangan bagaimana meperbanyak kemampuan masyarakat menerapkan gaya hidup digital serta mensolusikan isu-isu yang ada akibat penerapan gaya hidup digital ditengah masyarakat untuk mengaselerasi gerak langkah pencapaian tujuan pembangunan didaerah, terlebih khusus dalam pemulihan ekonomi," terangnya sembari menambahkan Pemprov Sulut kedepannya berkomitmen melakukan interaksi online dengan masyarakat dengan menyediakan platform digital dan teknologi dengan jaminan kualitas dan konsistensi online.

Sementara, Toronata Tambun, Alumni of Havard Business School and Allfiliated, Alumni of MIT Sloan of School Management dalam pemaparannya menyentil tentang innovation, invention Commercialization.

“Jangan latah valuasi. Tapi value buat banyak orang. Tidak didrive oleh cinta akan uang. Sila kelima Pancasila: Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia,” bebernya.

Di sisi lain, Tambun menegaskan digital bukan digtization. Bukan platform, bukan apps.

“Gali dan kerahkan regional cluster innovation economic ecosystem yang berpivot ke paying costumers, bukan melulu product,” kuncinya sembari menyampaikan selamat menyabut industri 3.0 untuk Sulawesi Utara.

Sementara Chris Ngantung dalam materinya fokus tentang teknologi. Pakar Iinformasi dan Teknologi (IT) ini bercerita soal konsep digitalisasi masa depan yang lebih memudahkan manusia.

Menjabat sebagai Managemen at Ericsson Stockholm Swedia, Christ menuturkan bahwa era digitalisasi masa mendatang membuat semua orang bisa melakukan sesuatu dari mana saja. Bahkan tanpa bertemu individu satu dengan yang lain.

“Misalnya mau berobat, tidak harus bertemu dokter lagi. Kita tinggal booking dan video call dengan dokter. Kemudian menerima resep yang sudah terintegrasi dengan apotek,” terang Ngantung.

Ia juga menceritakan pengalamannya di Swedia dan beberapa negara Eropa lainnya yang kini tidak lagi memprioritaskan dana cash.

Di sana, lanjut Chris, terdapat berbagai aplikasi uang elektronik sehingga proses transaksi tidak lagi harus bersentuhan.

“Indonesia juga sudah banyak. Ada gopay, ovo dan sebagainya. Jadi semua akan seperti itu nantinya,” pungkasnya. (*/ven)





×
Berita Terbaru Update