Notification

×

Iklan

Wagub Kandouw Terima Kunjungan Duta Besar Jerman

Saturday, January 29, 2022 | 03:09 WIB Last Updated 2022-01-30T07:52:49Z
Ina Lepel Puji Kerukunan Umat Beragama di Sulut
SULUT, Komentar.co - Wakil Gubernur Sulawesi Utara Drs Steven O E Kandouw menerima kunjungan Duta Besar Jerman untuk Indonesia Ina Lepel diruang kerjanya, Jumat (28/01/22) pagi.

Wagub Kandouw menyambut baik kedatangan Dubes Jerman untuk Indonesia Miss Ina Lepel di bumi nyiur melambai ini. Pasalnya, Sulut jadi daerah pertama di luar Pulau Jawa yang di kunjungi Dubes Ina Lepel.

Diketahui kehadiran Ina Lepel beserta rombongan di Sulut dalam rangkaian menghadiri kegiatan peresmian Museum Holocaust yang dibangun komunitas Yahudi di Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara pada Kamis 27 Januari 2022.

"Ini menjadi catatan sejarah. Karena bukan hanya se-Indonesia tapi se Asia Tenggara. Salut dan saya memberikan apresiasi yang tinggi,” katanya kepada para awak media usai pertemuan.

Kandouw menambahkan delam pertemuan bersama Duta Besar Jerman untuk Indonesia Ina Lepel juga turut dibahas Kerukunan dan Perdagangan.

“Dubes Jerman sudah melihat langsung kerukunan di Sulawesi Utara. Ia tertarik dan respect terhadap kerukunan di Sulut,” ujarnya.

Mantan ketua DPRD Sulut ini pun berharap kedepannya pemerintah daerah Provinsi Sulut bisa menjalin kerjasama sama dengan negara Jerman, baik dari segi ekonomi, pendidikan maupun teknologi.

Selain itu Dubes Jerman juga menyatakan akan melakukan kerjasama investasi di Sulut.

“Suatu kehormatan berada di Minahasa dan berpidato di pembukaan Museum Holocaust. Museum sejenis ini dibuka untuk pertama kalinya di Asia Tenggara atas inisiatif komunitas Yahudi di sini,” kata Ina Lepel melalui Twitter.

Museum ini diresmikan bertepatan dengan peringatan hari Holocaust internasional. Lepel menegaskan bahwa Jerman akan selalu mendukung peringatan terhadap kejadian yang dapat menjadi pelajaran universal tersebut.

Ia menambahkan bahwa Jerman akan terus mendukung upaya perlawanan terhadap rasisme, anti-Semitisme, dan semua bentuk intoleransi.

Lepel kemudian mengingatkan, publik harus terus mengingat kejahatan luar biasa yang terjadi dalam Holocaust.

“Jika tidak, kita berisiko mengulanginya lagi. Namun, jika kita ingat, kita bisa menjadi sangat waspada dan langsung bertindak apabila muncul tanda-tanda kebencian rasisme dan anti-semitisme,” ucap Lepel.

Museum itu, menurut Lepel, merupakan tanda perkembangan yang baik, terutama bagi pemuda untuk proses pembelajaran sejarah.

“Museum akan menyasar anak muda sebagai sebuah pengalaman pembelajaran. Saya sangat senang bisa mengunjungi museum ini,” kata Lepel.

Holocaust merupakan insiden pembantaian, penyiksaan, dan pembunuhan massal terhadap kaum Yahudi oleh rezim Nazi. Peristiwa itu terjadi pada 1941-1945.

Pada 27 Januari 1945, Uni Soviet memukul mundur Jeman dan mereka masuk ke kamp konsentrasi Auschwitz di Polandia. Lebih dari satu juta orang dibunuh di kamp konsentrasi itu.

Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa kemudian menetapkan 27 Januari sebagai hari peringatan internasional untuk menghormati para korban Holocaust. (*/ven)










×
Berita Terbaru Update