Notification

×

Iklan

Diduga Hasil Proyek SPAM Desa Makalisung Tak Sesuai Spek dan Pagu Anggaran, LP3S Minta APH Bertindak Tegas

Friday, August 26, 2022 | 04:52 WIB Last Updated 2022-08-27T03:24:11Z

LP3S saat berada dilokasi SPAM Desa Makalisung

MINUT, Komentar.co - 
Proyek Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) di Desa Makalisung, Kecamatan Kema Kabupaten Minahasa Utara (Minut) jadi buah bibir dan dikeluhkan warga ke Lembaga Pemberdayaan Pengawasan Pembangunan Sulut (LP3S).

"Kami sudah menanyai Dinas PUPR Minut yakni Kabid SDA yang membidangi proyek itu, jawabannya, sudah dilaksanakan sesuai kontrak kerja dengan perusaban pemenang paket pekerjaan ini," beber Sekjen LP3S Calvin Limpek.

Menariknya, menurut Calvin, hasil investigasi di lokasi ditemukan hasil pekerjaan yang cukup menarik untuk ditelisik. Pasalnya, bak pertama di atas gunung ukuran sekitar satu meter lebar dan panjang sekira dua (2) meter, terkesan dikerjakan asal-asalan. Posisi Bak ditengah sungai tanpa penutup, dibiarkan terbuka, sehingga warga merasa tidak aman mempergunakan air yang disuplai SPAM ini.

"Begitupun bak kedua dari desa juga terbuka dan menurut info msyarakat, sudah dua kali di perbaiki karena terjadi kebocoran di dasar bak. Setelah kami pantau, proyek ini dikerjakan asal-asalan karena, bak kedua sama seperti bak yang di atas gunung tidak berpenutup juga, sehingga jika bicara air minum, masyarakat menilai, itu kurang layak," tukasnya.


Sementara pemasangan pipa air justeru terpasang ditepi jalan, dimana tempat masyarakat melitas dengan kendaraan, bahkan sepanjang jalan pipa menyembul dipermukaan tanah.

"Untuk pemasangan pipa ini, kami menduga tidak sesuai dengan tata cara pemasangan pipa air bersih. Ada yang melintas di sungai dan sudah terhimpit oleh batu besar, hingga sewaktu-waktu akan pecah apabila di biarkan, dari sisi lain masyarakat mengeluhkan air yang sampai ke rumah mereka berlumpur jika hujan," ungkapnya.

Lanjut dikatakan Calvin, itu baru sebagian alasan sehingga pihaknya menduga kalau pekerjaan ini tak sebanding dengan anggaran miliaran yang digelontorkan negara untuk kebutuhan air minum masyarakat di Makalisung.

"Wajar kalau rakyat mengeluh, mengingat asas manfaat SPAM ini hampir tak ada. Makanya dalam waktu dekat saya akan membawa laporan proyek ini kepada Aparat Penegak Hukum dan meminta dilakukan penyelidikan secara khusus bersama ahli, termasuk kelayakan air minum in," tukas Calvin sembari menambahkan, juga konstruksi pekerjaan ini apakah sudah sesuai spesifikasi teknis, karena setahu kami, pemasangan pipa ini harusnya paling tidak 30 centimeter di dalam tanah," jelasnya.


Untuk itu pihaknya meminta Aparat Penegak Hukum (APH) memanggil  Kepala Dinas PU Minahasa Utara, sebab proyek ini sudah dibresmikan oleh bupati, padahal yang masyarakat terima bukan air minum, tapi air berlumpur (air pece).

"Hal begini kan patut di pertanyakan. Kasihan masyarakat di janjikan air bersih layak di konsumsi, tapi nyatanya tidak bisa karena takut kena diare," katanya.

Dan mirisnya lagi, LP3S mendapat informasi dari masyarakat Desa Makalisung jaga dua, ada sebelas (11) keluarga yang tidak mendapat pipa air secara langsung atau tidak mendapat jaringan pipa air bersih ini.

"Dugaan proyek nakal seperti ini harus diungkap, agar tak ada lagi pekerjaan asl-asal seperti Proyek SPAM di Desa Makalisung ini," tandasnya. (Baker)




×
Berita Terbaru Update