Informasi yang diperoleh, sesuai pengakuan salah seorang siswa SMKN I Kotamobagu para siswa sering melompat pagar yang terbilang cukup tinggi itu.
Menurut warga yang namanya enggan ditulis dimedia mengatakan, sudah beberapa kali mereka menegur para siswa yang kedapatan melompat pagar sekolah SMKN I dan sudah memberitahukan ke pihak sekolah tapi tidak ada tindakan.
"Kami sudah lelah menegur, bahkan melaporkan kepihak sekolah, tapi laporan dan teguran kami seolah tak didengar, ya biar saja, toh mereka bukan anak kami," tukas warga bernada geram.
Atas berita viral yang seolah mencoreng dunia pendidikan inipun, sejumlah awak media mencoba menemui pihak SMKN I Kotamobagu, Selasa (16/08/2022).
Tiba di SKMN I Kotamobagu, para awak media 'disajikan' suasana semarak menyambut HUT Ke-77 Kemerdekaan RI. Berbagai kegiatan dan lomba melibatkan para siswa dan guru yang terlihat kompak.
Pihak SMKN I Kotamobagu menerima maksud baik para awak media yang ditemui langsung oleh Kepala Sekolah (Kepsek) SMKN I Kotamobagu, Sartika Paputungan, SPd.
Saat dikonfirmasi terkait info masyarakat tentang siswa terekam kamera yang lompat pagar, dengan tegas dia menampik kalau siswa yang melompat pagar itu bukan siswa SMK N I Kotamobagu.
"Pagar sekolah SMK N I sudah di plester sehingga melihat rekaman kamera siswa lompat pagar itu bukan Siswa SMK N I Kotamobagu," tepis Paputungan.
Perlu diketahui, sebelum lakukan upaya konfirmasi ke Kepala Sekolah SMKN I Kotamobagu, tim sudah dilakukan investigasi dan penelusuran yang valid.
Pengakuan kepala sekolah bertolak dengan kenyataan. Pasalnya, bukti serta fakta bahwa siswa yang melompat pagar sesuai dengan rekaman kamera itu memang benar adalah siswa SMKN I Kotamobagu cukup kuat.
"Mereka memang Siswa SMKN I. Mereka melompat pagar tersebut karena motor mereka di parkir disekitar rumah warga," aku sumber.
Lebih parahnya lagi menurut masyarakat yang berada di kost-kostan dekat pagar tersebut, mereka sering mengalami kehilangan barang (Sepatu dan sandal) sehingga menurut mereka hal ini perlu ada tindakan tegas dari pihak sekolah.
Tim media yang kembali lagi kesekolah ternyata tak bisa menemui sang Kepsek. Untuk itu Tim pun mengarah ke Dinas Pendidikan Provinsi Sulut dalam hal ini Cabang Dinas (Cabdin) Kota Kotamobagu dan Kabupaten Boltim di Kelurahan Matali tetapi belum behasil dikonfirmasi. Namun upaya konfirmasi tetap akan terus dilakukan untuk pemberitaan selanjutnya, sekaligus dalam bagian dari upaya memperbaiki citra dunia pendidikan di Kota Kotamobagu yang dicoreng akibat perilaku para siswa ini. (Feki)
