 |
| Howard Hendrik Marius, Ketua GMBI Wilayah Teritorial Sulawesi Utara |
Pasalnya, Arema FC yang menjamu Persebaya Surabaya pada 01 Okotober 2022 lalu harus menelan pil pahit kekalahan dihadapan puluhan ribu supporter fanatiknya. Kalah 2-3 dari Persebaya Surabaya berbuntut pada ketidakpuasan supporter Arema FC yang berakhir dengan kekacauan yang berujung meninggalnya ratusan supporter turan rumah (Arema FC, red).
Atas peristiwa yang dikenal dengan Tragedi Kanjuruhan ini, simpati pun berdatangan dari pelosok negeri sampai ke seantero dunia. Demikian pula Lembaga Sosial Masyarskar (LSM) Gerakan Masyarakat Bawah Indonedia (GMBI) Wilayah Teritorial (Wilter) Sulawesi Utara (Sulut).
“Kami keluarga besar LSM GMBI Wilter Sulut, bersama Ketua Umum M Fauzan Rachman untuk mendukung penuh langkah Kapolri dan Tim gabungan pencari fakta dalam penyelesaikan Tragedi Kanjuruhan,” ujar Ketua GMBI Wilter Sulut, Howard Hendrik Marius, Sabtu (15/10/2022).
Tragedi Kanjuruhan, kata Marius, adalah bencana kemanusiaan bukan bencana alam, yang tercatat dengan tinta emas sebagai pembelajaran bagi seluruh pencinta olahraga sepakbola Indonesia.
"Ada upaya provokasi dari pihak tertentu, sehingga massa menjadi beringas tak terkendali. Ini perlu dikawal agar aparat dapat mengusut tuntas. Semua pihak harus mendukung pengusutan tragedi yang menelan ratusan korban jiwa di Stadion Kanjuruhan," tuturnya.
LSM GMBI Wilter Sulut, timpal Marius, siap mengawal tim pencari fakta. Siapapun yang menjadi pelakunya harus di tindak, diiringi rasa belasungkawa dari seluruh anggota GMBI Wilter dan Distrik di Sulawesi Utara.
“Semoga para korban Tragedi Kanjuruhan mendapatkan tempat yang layak di sisi Tuhan Allah SWT. Keluarga yang ditinggalkan diberikan kesabaran dan ketabahan,” ucapnya. (Baker)
