BITUNG, Komentar.co - Eksistensi PT Meares Soputan Mining (MSM) dan PT Tambang Tondano Nusajaya (TTN) di area sekitar tambang tak perlu diragukan lagi, apalagi dalam hal kepedulaian terhadap masyrakat diwilayah lingkar tambang.
Tidak seďikit peran serta PT MSM/PT TTN untuk membantu masyarakat lingkar tambang, melalui CSR yang aktif dari tahun ke tahun.
Terkait keluhan masyrakat Kelurahan Pinasungkulan Kecamatan Ranowulu Bitung, yang mana aktifitas PT MSM/PT TTN mengancam keselamatan rumah-rumah penduduk, segera dikalrifikasi External Relation Departemen Head PT MSM, Hery Rumondor.
Proses peledakan di lokasi terkait, memakai standaisasi SNI, yang jelas memiliki ambang batas untuk kebisingan peledakan.
Perusahaan memakai standaisasi 110 dB (A), sedangkan getaran peledakan (PPV) adalah 5 sampai dengan 20 milimeter per second tergantung frekuensi getaran dan kelas bangunan di sekitar area peledakan.
“Hasil monitoring kami rata -ata untuk kebisingan berada dibawah yang disyaratkan yakni pada kisaran 60 hingga 62 desible. Sedangkan getaran rata rata 3 ppv milimeter per second,” jelas Rumondor, Selasa, (14/03/2023).
Sedangkan keluhan warga soal ganti untung untuk rumah yang retak, menurut dia, masalah ganti-mengganti itu hal lumrah. Namun hal ini harus dibuktikan secara ilmiah tentang penyebabnya.
“Ada video yang beredar rumah yang retak-retak, padahal rumah itu telah lama tidak di huni dan baru belakangan ini ditinggali, dimana keretakannya sudah ada sebelum penambangan di Alaskar dimulai dua tahun lalu,” ungkap jubir perusahan tersebut.
Ditambahkanya, PT MSM akan senantiasa menerima dan mendegarkan keluhan warga, sekalipun persoalan Blasting di wilayah ini telah beberapa kali dikomunikasikan dengan melibatkan instansi berwenang.
"Dan bila memang terbukti apa yang disampaikan masyrakat, tentu saja secara profesional, perusahaan akan merespon," tandas Rumondor. (Baker)
