Notification

×

Iklan

Diduga Fitnah Polisi dan Profesi Wartawan Demi 'Jatah' Sabung Ayam, Ini Cuitan Pers Minut

Wednesday, May 3, 2023 | 10:57 WIB Last Updated 2023-05-03T04:18:35Z
Fecky Mamahit. Foto: Istimewa

MINUT, Komentar.co - Modus sok suci sembari dengan gaya menghalalkan segala cara, seolah menjadi 'Trend' para awak media yang berprofesi Wartawan demi mencari uang dengan cara murahan kendati harus memfitnah sesama rekan seprofesi.

Fenomena murahan ini menyeruak ketika salah satu media menjustice kalau aktifitas sabung ayam Box (tanpa menggunakan taji) di Desa Warukapas, Kabupaten Minahasa Utara (Minut) di 'Back Up'.

Jurus andalan wartawan jaman dulu ini dilakukan rupanya bertujuan supaya pihak pelaksana kegiatan itu takut, dengan harapan akan ada Aparat Penegak Hukum (APH) atau wartawan menghubunginya, untuk berdamai, tentunya ada uang balas jasanya, alias pemerasan intelek.

Sejumlah Wartawan Biro Minahasa Utara yang membaca isi berita yang seolah memfitnah sesama awak media pun merasa tidak nyaman karenanya.

"Dari cara dia menulis berita, oknum SS itu saya nilai sudah cukup baik. Namun seorang Wartawan yang profesional menulis berita harus sesuai fakta, walau nanti pakai label asas praduga tak bersalah, bukan memfitnah sesama wartawan," ujar Fecky Mamahit salah satu Wartawan Senior di Minut, Selasa (2/5/2023) malam.

Menurutnya, isi berita itu banyak spekulasinya. Contohnya permainan ayam taji (pisau, red), anggota polisi dan sejumlah Wartawan, apalagi bawa embel-embel masyarakat.

"Kita sesama Wartawan, harusnya punya kode etik Jurnalis. Jangan copas foto dari media lain. Kalau memang SS punya bukti, coba sebutkan nama-nama wartawan yang dimaksud, kemudian apa bukti back-upan itu," tukasnya.

Modus mencari uang dengan mengintimidasi Polri sembari jatuhkan profesi Jurnalis, menurutnya, mencerminkan isi hati dan karakter penulis berita dalam interaksinya dengan masyrakat.

"Tau bergaul atau tidak, oknum Wartawan seperti ini, sudah dapat dinilai. Kalau ada teman atau saudara wartawan, apakah mereka langsung disimpulkan ikut mem-Back Up. Kalau perlu uang, datang sendiri, cari pihak yang bersangkutan, tanpa harus menyudutkan polisi sambil menistai sesama Wartawan," urai mantan Wartawan majalah nasional Hukum dan HAM itu.

Diketahui bersama, Adu Ayam Box seolah bukan lagi masalah tabu lagi di Sulaweai Utara, asalkan tidak menggandeng Ayam Sabung. Apakah itu memakai uang taruhan atau tidak, hukum juga perlu pembuktian.

"Apa bedanya Ayam Box dengan Pacuan Kuda dan Balapan Sapi, itu kan jenis olahraga tradisional yang mendongkrak PAD disaat Pemerintah Provinai Sulaweai Utara sedang membuka gerbang pariwisata di tanah air kita. 
Jadi, mari jadi pewarta yang baik tanpa harus mencari uang dengan melecehkan pihak lain, terutama sesama Wartawan," tandas Wartawan asal Tatelu yang tidak pernah berurusan dengan dunia sabung ayam ini. (Baker)





×
Berita Terbaru Update