Notification

×

Iklan

Petani Airmadidi Sesalkan Penutupan Akses Jalan Perkebunan oleh Pihak Unklab

Saturday, May 27, 2023 | 15:14 WIB Last Updated 2023-05-28T03:57:07Z


MINUT, Komentar.co - Masyarakat petani dan peternak ikan air tawar di Kelurahan Airmadidi Bawah dan Kelurahan Airmadidi Atas merasa sangat dirugikan oleh manajemen Universitas Klabat (Unklab) gegara menutup akses jalan pertanian/perkebunan yang diduga kuat dilakukan sepihak tanpa ada kordinasi lebih dahulu.

Keputusan sesuka hati yang dilakukan pihak kampus kenamaan ini, tentu saja menuai reaksi penolakan masyarakat sekitar dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), seperti LSM Manguni Indonesia dan Masyarakat Adat Pakasaan ne Tounsea (MAPATU).

Dampak dari penutupan jalan pertanian sejak hari Senin 22 Mei 2023, ratusan Masyarakat dan LSM langsung mendatangi lokasi jalan pertanian yang ditutup tersebut.

"Saya sangat dirugikan akibat penutupan jalan sepihak oleh pihak Univesitas Klabat sebagai pemilik lahan yang berbatasan langsung dengan Universitas ini, sebelumnya sudah ada pembicaraan dan kesepakatan secara  lisan dengan rektor Unklab Danny I Rantung, MBA, PhD, dimana dalam kesepakatan itu pihak kampus akan menyediakan jalan pengganti sebagai jalan pertanian masyarakat jika nantinya jalan ini ditutup," ungkap Denny Watupongoh dari LSM Manguni Indonesia.

Kekecewaan warga kian menjadi, pasalnya, apa yang sudah disampaikan Pihak Unklab untuk memberikan jalan pengganti, nihil.

"Kenyataannya tidak demikian karena secara sepihak jalan sudah ditutup, sehingga masyarakat tidak bisa beraktivitas bertani maupun memberi makan ikan di kolam-kolam ikan mereka maupun aktivitas lainnya. Sewajarnya hal ini tidak boleh terjadi, mengingat Unklab adalah sekolah tinggi kenamaan yang harusnya menjadi contoh yang baik bagi masyarakat, bukan malah sebaliknya," sembur Hendra  Rumambi, salah satu pemilik tanah dan juga Ketua LSM Manguni Indonesia Minahasa Utara.

Ditengah kekecewaan dan ketidakpuasan warga, Pembantu Rektor (Purek) Satu Unklab,  Ronny H. Walean, MBA, PhD yang memberikan keterangan terkait masalah ini, pihak Unklab sudah menyiapkan pengacara (kuasa hukum).

"Jika merasa dirugikan, masyarakat  silahkan melaporkan masalah ini kepihak penegak hukum. Kebetulan disini sudah ada dari pihak kepolisian, karena dalam hal ini saya tidak bisa mengambil keputusan, tunggu saja Pak Rektor nanti akan pulang minggu depan," jelas Walean.

Dalam kesempatan itu, Stenly Lengkong, salah satu pemilik lahan juga merasa sangat dirugikan dan menyesalkan tindakan penutupan jalan secara sepihak itu.

"Menurut saya, tak seharusnya tindakan itu dilakukan tanpa ada kesepakatan lewat musyawarah, duduk bersama. Manusiawilah sedikit," tukas Ketua LSM Adat MAPATU ini.

Menurut akfivis vokal yang akrab disapa Endy ini, sepertinya pihak Unklab harus belajar dari sejarah bahwa jalan tersebut adalah jalan pertanian.

"Keputusam ini terlihat jelas bahwa pihak kampus tiidak menghargai, apalagi mendukung program pemerintah pusat maupun daerah yang sedang berusaha keras membuka jalan pertanian demi terciptanya swasembada pangan pasca diterjang pandemi Covid-19 yang melumpuhkan ekonomi masyarakat terutama masyarakat kecil," urai Lengkong.

Dikatakan dia, selain itu jika ditinjau dari segi sejarah, ada dua jalan yang umum yang berada dalam lingkungan universitas. Pertama, jalan Manado-Kema dan yang satu lagi adalah jalan pertanian yang sekarang ditutup secara sepihak.

"Untuk jalan Manado-Kema, tahun 2019 pernah diperbaiki dengan mengunakan dana APBD Minut, itu berarti jalan itu adalah jalan umum, walaupun claim pihak kampus bahwa tanah sekitar sudah dibeli. Tapi dari penilaian saya jalan umum tidak boleh dan tidak pernah dijual oleh siapapun karena jalan adalah hak milik bersama.

Maka dari itu, saya meminta portal yang ditutup, untuk alasan keamanan sebaiknya ditempatkan security untuk menjaga portal di siang hari dan menutupnya dimalam hari, mengingat ada begitu banyak petani orang Airmadidi yang menggatungkan hidup dari hasil pertanian dan juga ada begitu banyak anak-anak dari Airmadidi bersekolah di Universitas Klabat  menggunakan akses jalan ini, saat datang dan pulang dari kampus. Dan untuk jalan pertanian seharusnya  jangan ditutup sebelum ada kesepakatan jalan pengganti," desaknya.

Lengkong juga menambahkan seyogyanya pihak Unklab  selalu mempertimbangkan kearifan budaya lokal dimana adanya pesan para tetua Tanah Tounsea supaya tidak menutup jalan. Karena dipercaya, siapa yang menutup jalan yang sudah disepakati bersama, jalan hidupnya juga akan tertutup.

"Untuk itu kami meminta supaya pihak Unklab mempetimbangkan maksud baik para orang tua pemilik tanah di Airmadidi yang dahulu rela menjual tanah mereka kepada pihak Universitas dengan harapan suatu hari kelak anak-cucu mereka menjadi pintar supaya tidak dibodohi seperti yang terjadi sekarang ini", tegas Lengkong.

Sesuai pantauan dilokasi, sekarang ini jalan umum akses masuk dari belakang Universitas Klabat masih ditutup memakai portal tanpa adanya penjagaan.

Namun untuk jalan pertanian yang dipermasalahkan masyarakat, sat berita ini dipublish, jalan sudah dibuka sementara, sampai menunggu hasil pertemuan antara perwakilan LSM, masyarakat pemilik lahan pertanian dan pihak Yayasan.

Sementara dilain pihak, Kapolsek Airmadidi Iptu Yusi Kristina Kristina S. I. K, menjelaskan yang mana, kehadiran pihaknya disini hanya untuk menjaga keamanan dan ketertiban demi mencegah terjadinya kekacauan dan tindakan anakisme yang akan merugikan semua pihak.

"Sebagai APH (Aparat Penegak Hukum), kami dari Kepolisian tentunya berdiri ditengah. Selaku Kapolsek, saya meminta supaya masalah ini dibicarakan secara baik-baik lewat musyawarah, dan tenang hati, tampa harus ada tindakan kekerasan terutama dari masyarakat yang merasa dirugikan maupun LSM perwakilan dari masyrakat, kami hanya memediasi supaya keamanan semua, terjamin," ucap mantan Kapolsek Mapanget itu dengan ramah namun tegas. (Baker)




×
Berita Terbaru Update