Notification

×

Iklan

Bupati Joune Ganda: Minut Masih Aman dari ASF

Monday, July 24, 2023 | 17:44 WIB Last Updated 2023-07-24T18:18:15Z

Bupati Minahasa Utara Joune Ganda dan Wakil Bupati Kevin W Lotulung.

MINUT, Komentar.co - African Swine Fever (ASF) atau Demam Babi Afrika adalah virus yang menyerang hewan babi dari segala jenis, baik itu babi liar maupun babi ternak yang saat ini menjadi isu liar dan berkembang dimasyarakat provinsi Sulawesi Utara (Sulut).

Meminimalisir keresahan masyarakat, Bupati Minahasa Utara (Minut) Joune Ganda (JG) didampingi Wakil Bupati Kevin William Lotulung (KWL) menyampaikan bahwa masyarakat tidak perlu khawati adanya isu ASF di Minut.

"Pemerintah Kabupaten Minahasa Utara melalui Dinas Pertanian telah melakukan langkah-langkah, dimulai dengan soisaliasi, termasuk dengan pengecekan langsung ke lokasi, sebelum isu ini beredar. Jadi masyarakat jangan khawatir," katanya, Senin (24/072023).

Lanjut Bupati JG, melalui Dinas Pertanian, Pemkab Minut telah melakukan langkah-langkah konkret diantaranya sosialisasi bahkan secara intens melakuakan turun kelokasi melakukan pemeriksaan dilokasi-lokasi peternakan.

"Hasilnya, sampai hari ini, masih aman. Makanya jangan takut untuk dikonsumsi, begitu juga para penjual, pegang saja prinsip dan tetap jujur kepada pelanggan tanpa harus gugup dan takut rugi sehingga menjual daging dengan harga yang merugikan usaha kalian,” ajaknya.

Bahkan JG-KWL juga mengajak masyarakat jika menemukan ada hewannya yang mati maka harus ada kewaspadaan, namun tetap melapor ke pemerintah, supaya kita dapat mendeteksi setiap perkembangan.

“Tentunya Pemerintah tidak tinggal diam, ketika mendapat informasi adanya indikasi kami langsung melakukan pengecekan terkait informasi yang didapat sehingga masalah tersebut dapat langsung diselesaikan,” timpalnya sembari menghimbau para pedagang agar tetap konsisten berkomunikasi dengan Pemkab Minut terkait kondisi terkini.

Diketahui, kasus ASF ini pertama kali terjadi di Kenya, Afrika Timur pada tahun 1921 dan begitu cepat merambat ke Benua Eropa dan Benua Asia, kemudian tembus ke Indonesia pada akhir tahun 2019, penyakit demam afrika masuk ke Indonesia, makanya penyakit ini juga dikenal dengan nama demam Afrika.

Sesuai OIE Terrestrial Manual tahun 2019 dilaporkan sudah lebih dari 50 negara terserang penyakit ini. Penyakit ASF tidak menular kepada manusia, tetapi jika terjadi akan menyebabkan kerugian ekonomi yang besar, karena penyakit ini mematikan ternak babi.

Sementara, penyebaran atau penularan African Swine Fever terjadi melalui dua rute yaitu penularan secara langsung dan secara tidak langsung.

Penularan secara langsung terjadi melalui kontak fisik antara babi terinfeksi ASF dengan babi sehat, sedangkan penularan tidak langsung terjadi dengan beberapa cara, diantaranya:

1. Melalui saluran pencernaan. Seekor babi terinfeksi virus ASF karena menelan makanan atau sampah sisa makanan yang mengandung partikel virus ASF. Konsumsi sampah sisa makanan dikenal dengan istilah swill feeding. Sampah sisa makanan dari penerbangan pesawat udara dan kapal laut yang berlayar antarnegara atau antar wilayah merupakan salah satu sumber infeksi virus ASF.

2. Melalui gigitan caplak. Virus ASF dapat hidup dalam tubuh caplak lunak dari genus Ornithodoros, seperti O. erraticus dan O. moubata. Caplak tersebut bertindak sebagai vektor biologis.

3. Melalui kontak dengan benda mati seperti pakaian, sepatu, dan kendaran yang tercemar oleh virus ASF itu. (Baker)




×
Berita Terbaru Update