Notification

×

Iklan

Kapolres Minut Akui Basmi Balap Liar Tak Gampang, LSM BAKKIN Ajak Eksekutif-Legislatif Fasilitasi para 'Raider Jalanan'

Sunday, September 24, 2023 | 16:09 WIB Last Updated 2023-09-25T08:03:24Z


MINUT, Komentar.co - 
Balap liar kembali marak terjadi diwilayah humum Polres Minahasa Utara (Minut). 'Penyakit' lama yang kembali muncul kerap menghinggapi kalangan remaja dan pemuda ini bahkan telah banyak menelan korban jiwa lantas tidak membuat para 'Ranger' (pembalap liar) berhenti beraksi dilokasi yang sangat beresiko mengganggu kepentingan banyak pihak.

Di era milenial ini, para pembalap liar semakin liar. Disengaja atau tidak, para pelaku balap liar sangat meresahkan masyarakat, apalagi para pengguna jalan dan warga yang tinggal dekat dengan tempat mereka menggeber gas sepeda motor yang sudah diganti dengan knalpot rcing maupun yang standar.

Seperti video dan foto yang diupload masyarakat pada Minggu 24 September 2023 sekira pukul 04.00 Wita, di Interchange Ring-road Maumbi-Kairagi.

Kapolsek Airmadidi Iptu Yusi Kristiana membenarkan adanya laporan balap liar di area interchange Maumbi dan Zero Point Jalan SBY. Namun itu dilakukan setelah aparat gabungan usai menggelar razia.

"Mereka menunggu sampai kita selesai lakukan razia, baru mereka kebut-kebutan. Jadi, sesuai perintah pimpinan kami, saya dan rekan-rekan intens lakukan patroli rutin," ungkapnya.
Menanggapi keluhan masyarakat terkait penyakit balap liar diwilayah hukumnya, Kapolres Minahasa Utara AKBP Dandung Putut Wibowo SIK. SH. MH mengatakan, pihaknya telah memberi atensi dan kerap menekan embrio kriminalitas para pelaku balap liar.

"Modus para pelaku, adalah spontan, jarang direncanakan. Makanya kita sulit mendeteksi dan melakukan tindakan terhadap mereka karena kita sulit mengendus siapa, dimana, dan kapan mereka akan beraksi," beber mantan Kapolres Talaud ini, Minggu (24/9/2024) via pesan singkat Whats-App.

Selama ini, lanjut Dandung, pihaknya konsisten lakukan terobosan menghimbau masyarakat untuk bekerjasama supaya dapat membantu lakukan pencegahan supaya dapat meminimalisir ruang gerak para pelaku balap liar tersebut, bahkan di gereja pun disela-sela peribadatan.

"Kita tidak bosan-bosan lakukan sosialisasi ke sekolah-sekolah dan masyarakat bahkan dalam peribadatan, untuk dapat menekan kenakalan remaja, diseala jenis (bukan hanya balap liar saja). Bahkan secara penegakan hukum kami mengadakan razia, namun mereka masih melakukan juga," aku Kapolres.

Hal ini berarti harus jadi tanggung jawab semua pihak, bukan hanya polisi saja, namun baik dari orang tua, aparat, dan masyarakat sehingga ruang gerak mereka, dapat ditekan sampai tuntas.

"Jadi, yang kita basmi adalah aksinya, bukan para pelakunya," tukas Dandung.

Sesuai pantauan wartawan, Polres Minut dan Polsek-polsek dibawah komandonya tidak pernah berhenti berupaya agar dpat membasmi para pembalap liar itu. Namun kesadaran para pelaku, memang perlu banyak binaan dan pemahaman.

"Untuk melahirkan budaya ini supaya dapat memùlihkan kenyamanan para pengguna jalan, keselamatan yang membawa kedamaian, dalam giat kepolisian, sudah kami optimalkan tiap malam minggu kita gelar patroli gabungan membubarkan anak-anak yang kumpul-kumpul larut malam, namun ternyata masih belum maksimal juga. Maka kami ajak mari kita maksimalkan bersama dengan jalan, bekerjasama, tidak saling menyalahkan, tapi mari kita sadarkan dari keluarga kita masing-masing, untuk menjadi pelopor Kamtibmas bagi diri sendiri," tandas Kapolres Minut yang dikenal dengan program 'Pelayanan dengan Kasih Presisi' tersebut.

Terpisah, Calvin Liem Ketua LSM BAKKIN (Barisan Anti Korupsi Kolusi Nepotisme Indonesia) di Sulawesi Utara mendesak seluruh jajaran terkait, untuk duduk bersama, ciptakan solusi basmi penyakit masyarakat yang sangat membahayakan para pengguna lalu lintas.

"Saya pernah jadi korban tabrak lari para pemuda ugal-ugalan. Kasihan kalau itu terjadi pa da ibu-ibu atau anak-anak dan lansia. Jadi satu kesimpulan, basmi penyakit balap liar itu. Ini saatnya semua duduk bersama, mencari solusi," tegas wara Desa Laikit ini.

Calvin membenarkan apa yang disampaikan Kapolres Minut, bahwa untuk membasmi penyakit para pemuda ini, sulit. Makanya harus di back-up semua elemen, baik Polri - TNI dan pemerintah, juga tokoh masyarakat Ormas dan LSM bahkan DPRD.

"Ini demi kebaikan kita semua supaya Minut tidak dijadikan arena balap liar seperti ini, mengingat Minut banyak titik yang bagus untuk para para pemuda dan remaja melakukan aksi mereka. Kan nantinya siapa yang akan repot kalau terjadi kecelakaan menabrak pengendara lain atau saling senggol dan celaka pasti penegak Hukum juga yang jadi repot," urainya.

Di Minut, lanjut Calvin, banyak tokoh dan kalangan yang berperan menyalurkan bakat dan hobi para pemuda, seperti William Simon Luntungan, Arly Dondokambey, Nikson Rumimpunu dan rekan-rekan lainnya, namun dukungan Eksekutif dan Legislatif, tidak maksimal, terutama pada iven-iven tertentu.

"Ini saatnya Eksekutif dan Legislatif Minut dukung dengan beri solusì bangun gelanggang olahraga dan fasilitas pendukung, serta adakan ven dan lomba tetap, untuk menyalurkan hobi para generasi muda, sembari kita tanamkan kebiasaan, dimana harusnya mereka memacu adrenalin darah mereka secara positif, tanpa perlu ugal-ugalan dijalanan, mengganggu ketenteraman aparat dan masyarakat umum," ajaknya.

Seperti kita ketahui bersama, di negara lain seperti Jepang, China, Eropah dan negara besar lainnya, menyalurkan hobi dan bakat anak-anak, para pemuda dan remaja sudah ada sejak dahulu, dari sarana, fasilitas, bahkan bermacam perlombaan rutin.

Dia berpendapat, untuk Indonesia khususnya Sulut dan Minut sendiri, upaya dan pihak-pihak yang tertarik untuk membesarkan budaya penyaluran bakat para kaum milenial itu, belum ada yang serius, padahal di Jakarta sudah lama ada sirkuit Sentul, bahkan di Nusa Tenggara sudah ada Sirkuit Internasional MANDALIKA.

"Bukankah kita punya IMI. Anak-anak kita tidak perlu sekolah balap diluar negeri agar bisa terkenal seperti Valentino Rossi dan para pembalap dunia  lainnya, sementara kualitas dan bakat anak-anak kita mungkin bisa sama bahkan melebihi mereka," sentilnya.

Selama ini pemerintah lebih memilih berpolitik dan mengupayakan proyek-proyek fisik kurang bermanfaat, alhasil, banyak yang dapat dikata mubasir dan peluang korupsi menganga lebar.

"Kita tertinģgal jauh dengan negara lain. Kenapa Eksekutif dan Legislatif tidak meminta Menteri Pemuda dan Olahraga serta Kapolri mengupayakan lahan dan fasilitas pendukung untuk tempat para generasi muda berkreasi melahirkan bakat dan potensi mereka. Bukankah bisnis dan berbagai PAD dapat masuk ketika semua itu ada dan didukung. Dengan demikian, secara otomatis para remaja dan pemudah ugal-ugalan, tak lagi lakukan balap liar mengganggu kepentingan umum," tandas aktivis yang dikenal tidak kompromi jika berhadapan dengan kasus korupsi ini.(Baker)




×
Berita Terbaru Update