Notification

×

Iklan

Ikuti Rakor Pengendalian Inflasi Kemendagri RI, Bupati Kumendong Sampaikan TPID Intens Gelar Operasi Pasar

Wednesday, March 13, 2024 | 20:42 WIB Last Updated 2024-03-13T12:43:08Z
Pj Bupati Minahasa Jemmy Kumendong bersama Sekda Lynda Watania saat mengikuti Rakor Pengendalian Inflasi bersama Kementrian Dalam Negeri RI melalui zoom metting. Foto: Istimewa


MINAHASA, Komentar.co -
Penjabat (Pj) Bupati Minahasa Dr Jemmy Stani Kumendong bersama Sekretaris Daerah Lynda D Watania mengikuti Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Inflasi bertempat di Ruangan Minahasa Comand Center Kantor Bupati Minahasa, Rabu (13/4/3/2024).

Rakor Pengendalian Inflasi dilaksanakan melalui zoom meeting yang diselenggarakan oleh Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) RI yang dipimpin oleh Irjen Drs Tomsi Tohir, M.Si.
Inspektur Jenderal Kemendagri RI Tonsi Tohir.





Dalam arahannya, Inspektur Jenderal Kemendagri Tomsi Tohir menyampaikan pada rapat koordinasi yang pertama pada bulan Ramadhan agar seluruh stakeholders terus berusaha keras agar dapat mengatasi permasalahan-permasalahan harga dan distribusi bahan-bahan pokok penting.

Dijelaskan Inspektur Jenderal Kemendagri Tomsi Tohir mengenai kondisi inflasi provinsi dan kabupaten/ kota pada Bulan Februari 2024. Inflasi Per-Provinsi (y-o-y) tertinggi berada di Papua Selatan 4,61 persen, Gorontalo 3,73 persen, Papua Tengah 3,72 persen, Bengkulu 3,68 persen, Papua Barat 3,61 persen, Sulut 3,55 persen, Sulawesi Tengah 3,37 persen, Sumatera Barat 3,32 persen, Kalimantan Timur 3,28 persen dan Lampung 3,28 persen. Sementara itu Inflasi Per-Provinsi (y-o-y) terendah berada di Sumatera Utara 2,50 persen, Kalimantan Tengah 2,46 persen, Kalimantan Utara 2,33 persen, Aceh 2,33 persen, Kalimantan Selatan 2,27 persen, Sulawesi Barat 2,22 persen, DKI Jakarta 2,12 persen, Papua 2,02 persen, Bangka Belitung 1,86 persen dan Papua Barat Daya 1,81 persen.

“Selain daripada sepuluh tertinggi ini juga masih banyak provinsi/ kabupaten/ kota yang di atas rata-rata nasional. Kami berharap bisa menjadi perhatian semua pihak”, tutur Tomsi Tohir.

Sementara itu, Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa, Badan Pusat Statistik Pudji Ismartini mewakili Plt. Kepala Badan Pusat statistik menyampaikan berdasarkan tinjauan inflasi dan indeks perkembangan harga Minggu ke-1 Maret 2024 pada kelompok makanan, minuman dan tembakau 2021-2024 (m-to-m,%), pada Februari 2024, kelompok makanan, minuman dan tembakau mengalami inflasi sebesar 1,00 persen hingga menyumbang andil inflasi sebesar 0,29 persen yang merupakan andil terbesar dibandingkan kelompok lainnya. Komoditas yang paling dominan memberikan andil inflasi pada kelompok ini adalah beras, cabai merah, telur ayam ras, daging ayam ras dan minyak goreng. Adapun beberapa komoditas lainnya seperti bawang merah, tomat dan cabai rawit menyumbang andil deflasi.

Pudji Ismartini mengutarakan beras penyumbang andil inflasi terbesar baik secara bulanan maupun tahunan.
Lebih lanjut disampaikan Pudji Ismartini, harga pangan bergejolak (Volatile Food) – khususnya pada produk hortikultura cabai merah dan cabai rawit) dan peternakan (telur ayam ras dan daging ayam ras) perlu dipantau, mengingat kemungkinan potensi inflasi dari komoditas tersebut.

Terakhir disampaikan, untuk komoditas beras berangsur mulai terkendali dengan masuknya masa panen di beberapa sentra produksi. Di Minggu pertama Maret, jumlah kabupaten/ kota yang mengalami kenaikan harga beras semakin berkurang.

Pada kesempatann itu, Pj Bupati Minahasa Jemmy Kumendong menyampaikan, Pemkab Minahasa intens melakukan operasi pasar. 

"Saat ini upaya Pemerintah Kabupaten Minahasa melalui TPID (Tim Pengendalian Inflasi Daerah) intens melaksanakan operasi pasar murah, terutama dimasa HBKN (Bulan Ramadan dan Idul Fitri)," katanya.

Sebagai program pemerintah, lanjut Kumendong, pelaksanaan operasi pasar murah sudah rutin dilaksanakan pemerintah kabupaten (Pemkab) Minahasa melalui TPID bekerjasama dengan Bulog Sulut Go.

"Adapun dukungan Pemkab Minahasa yaitu terus melakukan gerakan menanam ditiap kecamatan sebagai implementasi surat edaran terutama dimasa curah hujan tinggi pada komoditi hortikultura seperti cabe rawit dan cabe merah," pungkas Bupati Kumendong.

Kegiatan Rakor Pengendalian Inflasi bersama Kemendagri RI juga diikuti Asisten II, Kepala (Ka) Inspektur, Ka. Bappelitbangda, Ka. BPKAD, Kepala Dinas (Kadis) Pertanian, Kadis Perdagangan, Kadis Kelautan Perikanan, Kadis Sosial, Kadis PUPR, Kadis Perhubungan, Kadis Pangan, Kadis Koperasi UKM, Kadis Kominfo, Kasat PolPP, Kepala Bagian (Kabag) Hukum dan Kabag Perekonomian. (Advetorial)










×
Berita Terbaru Update