Notification

×

Iklan

Viral di Medsos 'Blunder Konyol' E2L Ajak Menangkan SK-ADT, Elly Dinilai Tak Fokus dan Tertekan

Thursday, November 14, 2024 | 11:42 WIB Last Updated 2024-11-14T03:42:25Z
Tampak usai Debat Publik Ketiga, Paslon nomor urut 3, Steven Kandouw dan Alfred Denny Tuejeh (SK-ADT) menyapa Cagub nomor urut 2, Elly Engelbert Lasut dan Cagub nomor urut 1, Yulius Selvanus Komaling. Foto: Istimewa


SULUT, Komentar.co -
Blunder fatal dilakukan calon gubernur (cagub) dr Elly Engelbert Lasut (E2L) pada Debat Publik Ketiga atau yang terakhir dalam kontestasi pemilihan gubernur (pilgub) Sulawesi Utaa (Sulut) di Grand Kawanua Novotel Manado, Selasa (12/11/2024) malam.

Pasalnya, usai membawakan visi misinya bersama calon wakil gubernur (cawagub) Hanny Jost Pajouw (HJP), El2 justru menutup dengan ajakan untuk memilih nomor 3 atau nomor urut Cagub-Cawagub Drs Steven Kandouw dan Letjen (Purn) TNI Alfred Denny Tuejeh (SK-ADT).

Berikut penggalan ajakan memilih yang dilotarkan Cagub E2L saat Debat ke 3: 'Saudara-saudara sekalian pada tanggal 27 nanti pilih nomor tiga (3) untuk gubernur dan wakil gubernur berkualitas.'

Tak pelak usai mengungkapkan kalimat blunder ini, El2 langsung mendapat teriakan dari pendukung SK-DT. Bahkan saat itu duet SK-ADT langsung melempar isyarat terima kasih atas ajakan mendukung mereka dari rivalnya tersebut.

Di akhir debat ke 3 itu pun pendukung SK-ADT tak henti-hentinya mengungkapkan pernyataan E2L.

"Elly bilang pilih nomor tiga (3)," demikian yel-yel serentak dari pendukung SK-DT. Tak hanya sampai di arena debat, nanum pernyataan konyol E2L ini pun menjadi tranding topik dan viral di berbagai platform media sosial (medsos) sejak Selasa malam hingga sepanjang hari Rabu (13/11/2024) hari ini.

Blunder konyol E2L ini pun menimbulkan banyak spekulasi apa yang menjadi penyebabnya.

Sebab E2L dikenal adalah politisi yang terbilang seorang orator mumpuni yang jarang bikin blunder di momen-momen krusial apalagi di depan publik.

Apakah E2L mulai tertekan dengan dinamika politik yang kian ketat, atau karena kabar yang berhembus bahwa elektabilitasnya yang terus melorot?

Pengamat Politik Pemerintahan Sulut Taufik Tumbelaka yang dimintai tanggapan menilai bisa saja ini terjadi karena berbagai sebab.

"Bisa saja ini human error atau juga karena faktor tekanan yang terjadi, mengingat mendekati hari H pelaksanaan pencoblosan pada 27 November 2024 nanti," ungkap jebolan Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogjakarta ini. (*/red)




×
Berita Terbaru Update