Notification

×

Iklan

Polemik Dualisme Kepemimpinan PWI Sulut Berakhir, Voucke-Fanny Sepakat Tak Saling Klaim

Thursday, April 10, 2025 | 07:13 WIB Last Updated 2025-04-09T23:13:27Z
Pertemuan Ketua PWI versi KLB Voucke Lontaan dan Ketua PWI versi Munas Bandung, Fanny Loupati mengakhiri polemik dualisme kepemimpinan PWI Provinsi Sulawesi Utara. Foto: Istiemewa


SULUT, Komentar.co -
Dualisme kepemimpinan dalam tubuh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) akhirnya mencapai titik penting.

Meski belum menghasilkan rekonsiliasi, dua kubu yang selama ini berselisih yakni Pengurus PWI Sulut versi Kongres Luar Biasa (KLB) dan Pengurus PWI Sulut hasil Musyawarah Nasional (Munas) Bandung akhirnya duduk bersama dalam pertemuan yang difasilitasi Gubernur Sulawesi Utara, Yulius Selvanus melalui Kepala Dinas Komunikasi, Informatika Persandian dan Statistik Daerah (DKIPSD) Sulut, Steven Liow, Rabu (9/4/2025).

Ketua PWI Sulut versi KLB, Voucke Lontaan, dan Ketua PWI Sulut versi Munas Bandung, Fanny Loupati akhirnya duduk bersama dalam suasana penuh keakraban dan dihiasi nuansa historis, mengingat keduanya telah lama berkecimpung dalam dunia jurnalistik di Bumi Nyiur Melambai. Meski sempat terjadi ketegangan dalam dinamika organisasi, momen ini menunjukkan bahwa komunikasi dan pertemanan masih menjadi jembatan yang tidak lekang oleh waktu.

Kepala Dinas Kominfo dan Persandian Daerah Sulut, Steven Liow, menyambut baik pertemuan ini. Ia berharap hubungan baik yang mulai terbangun ini dapat terus dijaga sebagai fondasi bagi iklim jurnalistik yang sehat dan profesional di Sulawesi Utara.

“Kami mengapresiasi langkah dewasa dari kedua pihak yang telah menunjukkan niat baik untuk berdialog. Pertemanan ini jangan lekang oleh waktu, karena sesungguhnya wartawan adalah pilar penting dalam pembangunan daerah,” ujar Liow.

Dalam pertemuan tersebut, kedua belah pihak menyatakan sikap resmi untuk tidak saling mengakui sebagai organisasi PWI yang sah. Keputusan ini diambil demi menghindari klaim sepihak yang dapat menimbulkan kebingungan sekaligus kerugian di kalangan wartawan dan masyarakat luas. Masing-masing kubu sepakat untuk tetap menjalankan program organisasi secara mandiri tanpa saling mengganggu atau menyinggung legitimasi satu sama lain di ruang publik.

Menariknya, baik Voucke Lontaan maupun Fanny Loupati secara terbuka menyampaikan terima kasih kepada Gubernur Yulius Selvanus yang telah menunjukkan kepeduliannya terhadap dunia pers di Sulawesi Utara.

"Tanpa fasilitasi dari beliau, mungkin pertemuan seperti ini tidak akan pernah terjadi," ujar salah satu pengurus yang hadir.

Diketahui, meskipun pertemuan ini tidak menghasilkan kesepakatan penyatuan organisasi, momen ini dinilai sebagai langkah maju dalam menciptakan atmosfer yang lebih kondusif di tubuh Pers Sulut. Di tengah tantangan media dan perkembangan teknologi informasi yang cepat, sikap saling menghargai dan membuka ruang komunikasi menjadi kunci untuk menjaga marwah dan integritas profesi wartawan. (*/red)





×
Berita Terbaru Update